Untuk kali ini kita akan mempelajari materi non formal, sebagai siswa anda sekalian juga wajib mengetahui materi formal, tapi alangkah baiknya juga anda sekalian juga mengetahui materi non formal. alasannya ialah banyak materi non formal yang bisa kita pelajari dan kita terapkan kelak ketika kita udah tidak sekolah. dan juga ada materi yang sebelumnya kita tidak mengetahuinya di dalam materi formal sekolah tapi di materi non formal kita sanggup mengetahuinya dan bisa menjadikan pengetahuan gres untuk kita dalam kehidupan bermasyarakat atau kehidupan sehari hari kita.
Kaprikornus kali ini kita akan mempelajari materi perihal materi non formal atau materi ekskul di sekolahan. alasannya ialah banyak kegiatan ekstrakulikuler yang berada disekolah - sekolah yang pastinya sanggup menambah wawasan kita dalam bidang masing masing seperti:
Nah kali ini kita akan mempelajari salah satu dari materi ektrakulikuler diatas. untuk kalian semua yang belum tau perihal PMR. Yang sudah tau marilah kita lebih memahami perihal materi materi pmr, Langsung aja kita pelajari disini aja.
Sejarah PMR
Palang Merah Indonesia (PMI) ialah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan.Sampai ketika ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh indonesiaPalang Merah Indonesia tidak berpihak pada golongan politik, ras, suku ataupun agama tertentu. Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melaksanakan pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.Sejarah Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873.Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indië (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada ketika pendudukan Jepang.
Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali 1932. Kegiatan tersebut dipelopori dr RCL Senduk dan dr Bahder Djohan dengan menciptakan rancangan pembentukan PMI. Rancangan tersebut menerima dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia, dan diajukan ke dalam Sidang Konferensi Narkei pada 1940, akan tetapi ditolak mentah-mentah.
Rancangan tersebut disimpan menunggu ketika yang tepat. Seperti tak kenal mengalah pada ketika pendudukan Jepang mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu menerima halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk yang kedua kalinya rancangan tersebut kembali disimpan.
Proses pembentukan PMI dimulai 3 September 1945 ketika itu Presiden Soekarno memerintahkan Dr Boentaran (Menkes RI Kabinet I) semoga membentuk suatu tubuh Palang Merah Nasional.
Dibantu Panitia lima orang terdiri atas dr R Mochtar sebagai Ketua, dr Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu dr Djoehana Wiradikarta, dr Marzuki, dr Sitanala, mempersiapkan terbentuknya Perhimpunan Palang Merah Indonesia. Tepat sebulan sesudah kemerdekaan RI, 17 September 1945, PMI terbentuk. Peristiwa bersejarah tersebut hingga ketika ini dikenal sebagai Hari PMI.
Peran PMI ialah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama kiprah kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.
Sebagai perhimpunan nasional yang sah, PMI bangun berdasarkan Keputusan Presiden No 25 tahun 1925 dan dikukuhkan kegiatannya sebagai satu-satunya organisasi perhimpunan nasional yang menjalankan kiprah kepalangmerahan melalui Keputusan Presiden No 246 tahun 1963.
SEJARAH PALANG MERAH INDONESIA
Palang Merah Indonesia atau PMI sebagai Organisasi Nasional dan anggota Palang Merah Internasional, tergabung dalam ICRC atau Internasional Committee of The Red Cross dan League of Nation Red Cross Society atau Liga Palang Merah Sedunia Sejak tahun 1870 di jaman penjajahan Belanda dengan nanra The Nederlands Indische Rode Kruis atau Palang Merah Hindia Belanda.
Dan pada tahun 1939 seiring dengan timbulnya dorongan dan usaha kebangsaan, maka dua tokoh kebangsaan Dr. Rel senduk dan Dr. Bahder Djohan mengusulkan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk membentuk Palang Merah Indonesia. Meskipun ditolak untuk kedua kalinya tahun 1940 gagasan mulia ini diajukan kembali dan pemerintah Hindia Belanda tetap
menolak.
Kemudian pada jaman pendudukan Jepang tahun 1942 hingga dengan 1945 telah dirintis kembali usaha pembentukan Palang Merah Indonesia tetapi belum juga sanggup terwujud.
Kemauan dan tekad yang membaja untuk membentuk Palang Merah Indonesia diteruskan alasannya ialah tuntutan yang mendesak guna menawarkan pertolongan kepada para korban pertempuran dalam usaha bangsa mengusir penjajah. Dan barulah pada tanggal 3 September 1945 dikeluarkanlah perintah Presiden R.I kepadaMenteri Kesehatan dr. Boentaran Martoatmojo untuk menjajagi kemungkinan terbentuknya Palang Merah Indonesia tanggal 5 September 1945 dibentuklah panitia persiapan yang terdiri dari 5 or-an ialah Dr.Mochtar, Dr. Bahder Djohan, Dr. Sitanala, Dr. Djoehana. Panitia lima inilah bertugas membentuk Palang Merah Indonesia. Dan akhimya pada tanggal 17 September 1945 terbentuklah Perhimp unan Palang Merah Indonesia, bersamaan dengan dilantiknya Pengurus Besar PMI pertama adalah:
Ketua : Drs. Moh Hatta
Wakil Ketua : Dr. R. Boentaran Martoatmodjo
Badan Penulis terdiri dari : Dr. R. Mochtar, Dr. Bahder Djohan, Mr. Santoso
Bendahara : Mr. T.Saubari
Penasehat : K.H. Raden Adrian
Setelah pengesahan kedaulatan, catatan kejadian penting dalam Organisasi Palang Merah Indonesia ialah :
Dikeluarkan keputusan pemerintah No. 25 tahun 1950 tertanggal 16 Januari 1950 perihal pengesahan Palang Merah Indonesia sebagai satu-satunya organisasi Palang Merah di Indonesia.
Palang Merah Indonesia diakui oleh ICRC, INTERNATIONAL COMMITTEE OF THE RED CROSS dengan surat No. 392 tertanggal 15 Juni 1950.
Tanggal 16 Oktober 1950 Palang Merah Indonesia diterima sebagai Liga Palang Merah International LEAGUE OF NATION RED CROSS SOCIETY
Dengan telah ditandatangani KONVENSI GENEVA oleh utusan Pemerintah RI maupun perwakilan Palang Merah Indonesia, maka pemerintah RI telah tetapkan UU No. 59 tahun 1958. Dengan semua tindak dan langkahnya tidak terlepas dari identias Bangsa Indonesia yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Palang Merah Indonesia ialah organisasi yang netral dan independent, yang melaksanakan kegiatannya demi
kemanusiaan, kesukarelaan, kenetralan, kesamaan, kemandirian, kesatuan, dan kesemestaan.
Palang Merah Indonesia tidak melibatkan diri/berpihak pada golongan politik, ras, suku ataupun agama tertentu.
Dalam pelaksanaannya tidak melaksanakan pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling
membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.
Sejarah Lahirnya Gerakan
Henry Dunant |
Pada tahun 1895, Henry Dunant menyaksikan terjadinya peperangan di Solferino, dimana banyak korban perang yang tidak menerima pertolongan, sehingga timbul gagasan untuk menawarkan pertolongan kepada korban perang tersebut.Pengalaman itu dituangkan di dalam buku “Kenangan Solferino” (tahun 1862). Dalam buku tersebut diuraikan perihal kondisi yang ditimbulkan oleh peperangan dan mengusulkan semoga segera dibuat satuan tenaga sukarela yang bernaung di bawah suatu forum yang menawarkan pertolongan kepada orang-oang yang terluka di medan perang.
Buku “Kenangan Solferino” menarik perhatian 4 orang penduduk Jenewa yaitu :
– General Dufour
– Dr. Louis Appia
– Dr. Theodore Maunoir
– Gustave Moynier
Empat (4) orang tersebut bersama Henry Dunant membentuk Komite Lima yang kemudian menjadi International Committee Of The Red Cross (ICRC) = Komite Internasional Palang Merah (KIPM).Pada tanggal 22 Agustus 1864 atas pakarsa ICRC, Pemerintah Swiss menyelenggarakan suatu konperensi yang diikuti oleh 12 Kepala Negara yang menandatangani perjanjian internasional yang dikenal dengan KONVENSI JENEWA I.Karena tanda Palang Merah diasumsikan mempunyai arti khusus maka pada tahun 1876 simbol Bulan Sabit Merah disahkan untuk digunakan oleh negara-negara Islam. Kedua Simbol tersbut mempunyai arti dan nilai yang sama.Dengan berakhirnya Perang Dunia I, banyak sekali epidemi penyakit berjangkit dan tragedi kelaparan menjalar.Melihat kenyataan itu, Henry P. Davidson warga negara Amerika, merasa perlu mendirikan suatu organisasi yang menangani problem bantan tersebut, yang ketika ini dikenal sebagai Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan sabit Merah (didirikan tanggal 5 Mei 1919 dalam suatu konperensi Kesehatan Internasional di Cannes Perancis).
Kemanusiaan dan Kerelawanan Dalam banyak sekali kegiatan PMI komitmen terhadap kemanusiaan ibarat Strategi 2010 berisi perihal memperbaiki hajat hidup masyarakat rentan melalui promosi prinsip nilai kemanusiaan, penanggulangan bencana, kesiapsiagaan penanggulangan bencana, kesehatan dan perawatan di masyarakat, Deklarasi Hanoi (United for Action) berisi penanganan aktivitas pada isu-isu penanggulangan bencana, penanggulangan wabah penyakit, dewasa dan manula, kemitraan dengan pemerintah, organisasi dan administrasi kapasitas sumber daya serta humas dan promosi, maupun Plan of Action merupakan keputusan dari Konferensi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ke-27 di Jenewa Swiss tahun 1999.
Dalam konferensi tersebut Pemerintah Indonesia dan PMI sebagai penerima menyatakan ikrar di bidang kemanusiaan.
Hal ini sangat sejalan dengan kiprah pokok PMI ialah membantu pemerintah Indonesia di bidang sosial kemanusiaan terutama tugas-tugas kepalangmerahan yang meliputi: Kesiapsiagaan Bantuan dan Penanggulangan Bencana, Pelatihan Pertolongan Pertama untuk Sukarelawan, Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, Pelayanan Transfusi Darah. Kinerja PMI dibidang kemanusiaan dan kerelawanan mulai dari tahun 1945 hingga dengan ketika ini antara lain sebagai berikut:
1. membantu ketika terjadi peperangan/konflik. Tugas kemanusiaan yang dilakukan PMI pada masa perang kemerdekaan RI, ketika pemberontakan RMS, kejadian Aru, ketika gerakan koreksi tempat melalui PRRI di Sumbar, ketika Trikora di Irian Jaya, Timor Timur dengan operasi kemanusiaan di Dilli, pengungsi di Pulau Galang.
2. membantu korban tragedi alam. Ketika gempa terjadi di Pulau Bali (1976), membantu korban gempa bumi (6,8 skala Richter) di Kabupaten Jayawijaya, tragedi Gunung Galunggung (1982), Gempa di Liwa-Lampung Barat dan Tsunami di Banyuwangi (1994), gempa di Bengkulu dengan 7,9 skala Richter (1999), konflik horizontal di Poso-Sulteng dan kerusuhan di Maluku Utara (2001), korban gempa di Banggai di Sulawesi Tengah (2002) dengan 6,5 skala Richter, serta membantu korban banjir di Lhokseumawe Aceh, Gorontalo, Nias, Jawa Barat, Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, Pantai Pangandaran, dan gempa bumi di DI Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah. Semua dilakukan jajaran PMI demi rasa kemanusiaan dan semangat kesukarelawanan yang tulus membantu para korban dengan banyak sekali kegiatan mulai dari pertolongan dan evakuasi, pencarian, pelayanan kesehatan dan tim medis, penyediaan dapur umum, rumah sakit lapangan, pemberian paket sembako, pakaian pantas pakai dan sebagainya.
3. transfusi darah dan kesehatan. Pada tahun 1978 PMI menawarkan penghargaan Pin Emas untuk pertama kalinya kepada donor darah sukarela sebanyak 75 kali. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1980 telah diatur perihal kiprah dan kiprah PMI dalam pelayanan transfusi darah. Keberadaan Unit Transfusi Darah PMI diakui telah banyak menawarkan manfaat dan pertolongan bagi para pasien/penderita sakit yang sangat membutuhkan darah. Ribuan atau bahkan jutaan orang terselamatkan jiwanya berkat pertolongan Unit Transfusi Darah PMI. Demikian pula halnya dengan pelayanan kesehatan, hampir di setiap PMI di banyak sekali tempat mempunyai poliklinik secara lengkap guna menawarkan pelayanan kepada masyarakat secara murah.
Basis Masyarakat Guna mengantisipasi banyak sekali kemungkinan yang terjadi pada saat-saat yang akan tiba ketika ini PMI tengah menyebarkan Program Community Based Disarter Preparedness (Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat). Program ini dimaksudkan mendorong pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk menyiagakan dalam mencegah serta mengurangi dampak dan risiko tragedi yang terjadi di lingkungannya. Hal ini sangat penting alasannya ialah masyarakat sebagai pihak yang secara pribadi terkena dampak bila terjadi bencana.
Selain itu di Palang Merah Indonesia juga marak di selenggarakan training untuk Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (Community Based First Aid/ CBFA)
Pada dasarnya seluruh gerakan kepalangmerahan haruslah berbasis masyarakat, ujung tombak gerakan kepalangmerahan ialah unsur unsur kesukarelaan ibarat Korps Sukarela atau KSR maupun Tenaga Sukarela atau TSR dan seluruh unsur ini selalu berbasis pada anggota masyarakat sesuai salah satu prinsip kepalangmerahan yaitu kesemestaan
7 Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah Internasional
- Kemanusiaan (humanity)
- Kesamaan (impartiality)
- Kenetralan (neutrality)
- Kemandirian (independence)
- Kesukarelaan (voluntary service)
- Kesatuan (unity)
- Kesemestaan (universality)
1. Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan harapan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian kekal bagi sesama manusia.
2. Kesamaan
Gerakan ini tidak menciptakan perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan insan sesuai dengan kebutuhannya dan medahulukan keadaan yang paling parah.
3. Kenetralan
Agar senantiasa menerima kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam kontradiksi politik, kesukuan, agama atau ideologi.
4. Kemandirian
Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan nasional disamping membantu Pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga sanggup bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini.
5. Kesukarelaan
Gerakan ini ialah gerakan pemberi proteksi sukarela, yang tidak didasari oleh harapan untuk mencari laba apa pun
6. Kesatuan
Di dalam suatu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan kiprah kemanusiaan di seluruh wilayah.
7. Kesemestaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional ialah bersifat semesta. Setiap Perhimpunan Nasional mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.
Berdasarkan Statuta / Anggaran Dasar Gerakan, problem lambang pelindung yaitu Palang Merah dan Bulan Sabit Merah juga perlu menerima perhatian untuk dibahas dan disebarluaskan. Setiap orang perlu diberi pengertian bahwa orang dan benda / objek apapun yang menggunakan lambang pelindung tersebut tidak boleh diserang. Perlu juga ditekankan mengenai siapa saja yang berhak menggunakan lambang tersebut. Penghormatan terhadap lambang ini perlu ditegakkan pada masa tenang untuk menjamin pula penghormatannya pada ketika konflik bersenjata. Masalah lambang ini sangat penting alasannya ialah menyangkut keselamatan dan jaminan proteksi terhadap anggota Gerakan terutama pada masa konflik bersenjata. Apabila keamanannya terjamin, maka merekapun sanggup melaksanakan kegiatannya secara optimal.
Mars Palang Merah Indonesia
” Mars PMI “
Palang Merah Indonesia
Sumber kasih umat manusia
Warisan luhur, nusa dan bangsa
Wujud aktual pengayom Pancasila
Gerak juangnya keseluruh nusa
Mendarmakan bhakti bagi ampera
Tunaikan kiprah suci tujuan PMI
Di Persada Bunda Pertiwi
Untuk umat manusia
Di seluruh dunia
PMI menghantarkan jasa
Lagu yang pertama kali dikumandangkan tahun 1967 ini ialah ciptaan Mochtar H. S. yang ialah seorang tokoh PMI yang terkemuka waktu itu. Lagu ini juga menandai pembentukan Palang Merah Remaja (PMR) Kudus. PMR Kudus merupakan yang kedua di Indonesia sesudah Bandung. Bisa dibayangkan, PMI Kudus pada masa itu ialah cabang terkemuka di Indonesia.
” Hymne PMI “
Palang Merah Indonesia
Wujud Kepedulian Nyata
Nurani Yang Suci
Untuk Membantu Menolong Sesama
PMI
Siaga Setiap Waktu
Berbakti, Dan Mengabdi
Bagi Hidup Manusia
Agar Sehat Sejahtera Di Seluruh Dunia Mars Palang Merah Remaja Bhakti PMR
Palang Merah Remaja Indonesia warga Palang Merah sedunia
Berjuang berbakti penuh kasih sayang untuk rakyat semua
Bekerja dengan rela tulus tulus untuk yang tertimpa sengsara
Puji dan puja tidak dikejar… mengabdi tuk sesama…
Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia luhur budinya
Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia mulya citanya
Syarat-syarat menjadi anggota PMR
Berikut ini ialah syarat-syarat untuk menjadi anggota PMR.
- Warga Negara Indonesia.
- Berusia 7 tahun hingga dengan 21 tahun.
- Dapat membaca dan menulis.
- Atas kemauan sendiri, tanpa paksaan maupun tekanan dari orang lain, ingin menjadi anggota PMR.
- Mendapat persetujuan dari orang renta atau wali.
- Sebelum menjadi anggota penuh, bersedia mengikuti pendidikan dan training yang diharuskan.
- Bersedia melaksanakan kiprah kepalangmerahan selaku anggota PMR secara sukarela.
Hak keanggotaan
Hak keanggotaan berakhir apabila:
- Meninggal dunia
- Merugikan nama dan kedudukan PMR khususnya, dan PMI umumnya.
PATUT
Isi dari PATUT:
P : Penolong mengamankan diri sendiri sebelum bertindak
A : Amankan Korban
T : Tandai tempat kejadian
U : Usahakan panggil bantuan
T : Tangani korban (dengan P3K) mulai dari luka yang paling serius atau membahayakan keselamatan korban
Tribakti Palang Merah Remaja
- Meningkatkan ketrampilan hidup sehat.
- Berkarya dan berbakti di masyarakat.
- Mempererat persahabatan nasional dan internasional
” Siap Siaga “
Kata Orang PMR Siap Siaga
Siap Siaga
Siap Siaga Tuk Menolong Sesama
Tak Peduli Siapa Yang Ditolong
Yang Ditolong
Miskin Kaya Semuanya Sama Saja
” Happy Yee “
Happy Yee Yee
Happy Yee
Aku Ingin PMR Wae
Siangan Kaprikornus Kenangan
Malam Kaprikornus Impian
Aku Ingin PMR Wae
CERITA KITA
Inilah dongeng Palang Merah Remaja
Siap berjuang tuk kemanusiaan
Inilah dongeng Palang Merah sejati
Tak takut mati karna punya nyali tinggi
Banyak orang bilang (Kami ini so’ putih)
Banyak orang bilang (kami ini so’ bersih)
Banyak orang bilang (kami so’ pemberani)
Meski itu kami tak perduli . . . . .
Ini kami PMR
Tim yang baik tak ancur
Suka minum bajigur
Pagi-pagi makan bubur
Salam sejahtera dari kami PMR
Semoga anda kian terhibur . . . . .
Faktor-Faktor yang dilatih dalam pendidikan ke-PMR-an:
- Fisik
- Mental
- Kreatifitas/Otak
Pertolongan Pertama
Pelaksanaan pertolongan pertama
- Periksa kesadaran
- Periksa pernapasan
- Periksa apakah ada tanda-tanda pendarahan
- Periksa keadaan lokal atau keadaan sekitar
Peralatan P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan)
- Bahan membersihkan tangan. Contoh: Sabun, alkohol.
- Obat pencuci luka. Contoh: Rivanol, alkohol.
- Obat pengurang rasa sakit. Contoh: Parasetamol.
- Wewangian untuk menyadarkan korban. Contoh: Cologne, minyak angin.
- Pembalut gulung
- Mitela
- Kapas
- Plester
- Kain kassa/ kain steril
- Gunting
- Pinset
Pelajaran Membuat Tandu
- Menyiapkan alat-alat yang diperlukan: tambang, bambu untuk pegangan tangan
- Membuat simpul jangkar dan simpul pangkal
- Mengencangkan dan menguatkan tandu semoga bisa ditempati oleh korban
Lihat : Cara Membuat Tandu
Pelajaran Evakuasi korban
- Bagaimana cara mengangkat korban ke tandu
- Cara mengangkat korban dengan 2 orang atau lebih.
- Cara mengangkat korban sendiri
Urutan apel
Urutan apel yang digunakan dalam PMR
- Pemimpin apél memasuki lapangan apél.
- Pemimpin apél menyiapkan barisan.
- Pembina apél memasuki lapangan apél.
- Penghormatan kepada Pembina apél dipimpin oleh pemimpin apél.
- Laporan pemimpin apél kepada pembina apél bahwa apél akan segera dimulai.
- Pembacaan 7 prinsip dasar Gerakan Palang Merah Internasional.
- Pembacaan Tribakti Palang Merah Remaja.
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan Mars Palang Merah Indonesia.
- Amanat Pembina, penerima diistirahatkan.
- Peserta disiapkan.
- Pembacaan doa.
- Laporan pemimpin apél kepada Pembina apél bahwa apél telah selesai.
- Penghormatan umum kepada Pembina apél.
- Pembina apél diperkenankan meninggalkan lapangan apél.
- Peserta dibubarkan.
Petugas apel
- Protokol
- Pemimpin upacara
- Petugas pembaca 7 prinsip dasar gerakan Palang Merah Internasional
- Petugas pembaca Tribakti Palang Merah Remaja
- Petugas dirijen dalam menyanyikan lagu ‘Indonesia Raya’ dan ‘Mars Palang Merah Indonesia’.
PEMBALUTAN
Membalut ialah tindakan medis untuk menyangga atau menahan penggalan tubuh tertentu semoga tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.
TUJUAN
1. menahan sesuatu – contohnya bidai (spalk), kasa epilog luka, dan sebagainya – semoga tidak bergeser dari tempatnya
2. menahan pembengkakan (menghentikan pendarahan: pembalut tekanan)
3. menunjang penggalan tubuh yang cedera
4. menjaga semoga penggalan yang cedera tidak bergerak
5. menutup penggalan tubuh semoga tidak terkontaminasi.
MACAM
1. Mitella (pembalut segitiga)
2. Dasi (cravat)
3. Pita (pembalut gulung)
4. Plester (pembalut berperekat)
5. Pembalut lainnya
6. Kassa steril
1. MITELLA (pembalut segitiga)
Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan banyak sekali ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm
Pembalut ini biasa digunakan pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.
2. DASI (cravat)
Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm.
Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau penggalan kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir.
Cara membalut:
Ø Bebatkan pada tempat yang akan dibalut hingga kedua ujungnya sanggup diikatkan
Ø Diusahakan semoga balutan tidak simpel kendor, dengan cara sebelum diikat arahnya saling menarik
Ø Kedua ujung diikatkan secukupnya.
3. PITA (pembalut gulung)
Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau materi elastis. Yang paling sering ialah kasa. Hal ini dikarenakan kasa simpel menyerap air dan darah, serta tidak simpel kendor.
Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya:
Ø 2,5 cm : untuk jari-jari
Ø 5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan
Ø 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki
Ø 10 cm : untuk paha dan sendi pinggul
Ø 10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung.
Cara membalut anggota tubuh (tangan/kaki):
Ø Sangga anggota tubuh yang cedera pada posisi tetap
Ø Pastikan bahwa perban tergulung kencang
Ø Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang penggalan tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), kemudian balut lurus 2 kali.
Ø Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi duapertiga penggalan sebelumnya.
Ø Selesaikan dengan menciptakan balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan perban.
4. PLESTER (pembalut berperekat)
Pembalut ini untuk merekatkan epilog luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian pribadi dengan plester disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester.
Untuk menutup luka yang sederhana sanggup digunakan plester yang sudah dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).
Cara membalut luka terbuka dengan plester:
Ø luka diberi antiseptik
Ø tutup luka dengan kassa
Ø baru letakkan pembalut plester.
5. PEMBALUT LAINNYA
Snelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa epilog luka, dan steril. Baru dibuka ketika akan digunakan, sering digunakan untuk menutup luka-luka lebar.
Sofratulle: kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil.
6. Kassa steril
Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum digunakan.
Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester.
Prosedur Pembalutan:
1. Perhatikan tempat atau letak penggalan tubuh yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan ini:
Bagian dari tubuh yang mana? (untuk memilih macam pembalut yang digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan)
Bagaimana luas luka? (untuk memilih macam pembalut)
Perlu dibatasi gerak penggalan tubuh tertentu atau tidak? (untuk memilih perlu dibidai/tidak?)
2. Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.
3. Sebelum dibalut, jikalau luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka:
Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk melindungi luka selama didesinfeksi.
Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat antiseptik.
Kasa epilog luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.
Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.
Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.
Kemudian berikan balutan yang menekan.
Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan sanggup dilakukan dengan cara:
Pembalut tekan, dipertahankan hingga pendarahan berhenti atau hingga pertolongan yang lebih mantap sanggup diberikan.
Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling usang 15 menit.
Pengikatan dengan tourniquet.
Ø Digunakan bila pendarahan sangat sulit tidak boleh dengan cara biasa.
Ø Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)
Ø Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan.
Ø Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka ditekan dengan kasa steril.
Elevasi penggalan yang terluka
4. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:
Dapat membatasi pergeseran/gerak penggalan tubuh yang memang perlu difiksasi
Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain
Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita.
Tidak mengganggu peredaran darah, contohnya balutan berlapis, yang paling bawah letaknya di sebelah distal.
Tidak simpel kendor atau lepas.
PEMBIDAIAN
Bidai atau spalk ialah alat dari kayu, anyaman kawat atau materi lain yang besar lengan berkuasa tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga semoga penggalan tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi), menawarkan istirahat dan mengurangi rasa sakit. Maksud dari immobilisasi adalah:
1. Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak merusak jaringan lemah, otot-otot, pembuluh darah, maupun syaraf.
2. Tidak mengakibatkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya syok alasannya ialah rasa nyeri yang hebat.
3. Tidak menciptakan luka terbuka pada penggalan tulang yang patah sehingga mencegah terjadinya indfeksi tulang.
Pembidaian tidak hanya dilakkukan untuk immobilisasi tulang yang patah tetapi juga untuk sendi yang gres direposisi sesudah mengalami dislokasi. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor sehingga simpel mengalami dislokasi kembali, untuk itu sesudah diperbaiki sebaiknya untuk sementara waktu dilakukan pembidaian.
Prinsip pembidaian
1. Lakukan pembidaian di mana anggota tubuh mengalami cedera (korban jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih kondusif dipindahkan ke tandu medis darurat sesudah dilakukan tindakan perawatan luka, pembalutan dan pembidaian.
2. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur harus selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akhir benturan yang keras. Apabila ada keraguan, perlakukan sebagai fraktur.
Tanda dan tanda-tanda patah tulang:
Adanya tanda ruda paksa pada penggalan tubuh yang diduga terjadi patah tulang: pembengkakan, memar, rasa nyeri.
Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah akan menawarkan nyeri yang mahir pada penderita.
Deformitas: apabila dibandingkan dengan penggalan tulang yang sehat terlihat tidak sama bentuk dan panjangnya.
Bagian tulang yang patah tidak sanggup berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak sanggup digunakan lagi.
3. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
Prosedur Pembidaian
1. Siapkan alat-alat selengkapnya
2. Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya.
3. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur dahulu pada sendi yang sehat.
4. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai alas di antara penggalan yang patah semoga tidak terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah, atau pengutamaan syaraf, terutama pada penggalan tubuh yang ada tonjolan tulang.
5. Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dll) dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang sempurna di atas penggalan fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan anggota tubuh yang dibidai.
6. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya semoga secara keseluruhan penggalan tubuh yang patah tidak bergerak.
7. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan sesudah dibidai.
8. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.
Daftar Isi Kotak P3K berdasarkan bentuknya masing-masing:
a. Kotak Bentuk I berisi:
- 10 gram kapas putih
- 1 rol pembalut gulung lebar 2.5 cm
- 1 rol pembalut gulung lebar 5 cm
- 1 pembalut segitiga (mitella)
- 1 pembalut cepat steril/snelverband
- 10 buah kassa steril ukuran 5×5 cm
- 1 rol plester lebar 2.5 cm
- 10 buah plester cepat (mis. Tensoplast, dll.)
- 1 buah gunting
- 1 buku catatan
- 1 buku pedoman P3K
- 1 daftar isi kotak P3K
Obat-obatan untuk Kotak P3K Bentuk I
- Obat pelawan rasa sakit (mis. Antalgin, Acetosai, dll)
- Obat sakit perut (mis. Paverin, enterovioform, dll)
- Norit
- Obat anti alergi
- Obat merah
- Soda Kue
- Obat tetes mata
- Obat gosok
b. Kotak Bentuk II berisi:
- 50 gram kapas putih
- 100 gram kapas gemuk
- 3 rol pembalut gulung lebar 2.5 cm
- 2 rol pembalut gulung lebar 5 cm
- 2 rol pembalut gulung lebar 7.5 cm
- 2 pembalut segitiga (mitella)
- 2 pembalut cepat steril/snelverband
- 10 buah kassa steril ukuran 5×5 cm
- 10 buah kassa steril ukuran 7.5×7.5 cm
- 1 rol plester lebar 1 cm
- 20 buah plester lebar 1 cm
- 20 buah plester cepat (mis. Tensoplast)
- 1 bidal
- 1 gunting pembalut
- 1 buah sabun
- 1 dos kertas pembersih (cleansing tissue)
- 1 pinset
- 1 lampu senter
- 1 buku catatan
- 1 buku pedoman P3K
- 1 daftar isi kotak P3K
Obat-obatan untuk Kotak P3K Bentuk II
- Obat pelawan rasa sakit (mis. Antalgin, Acetosai, dll)
- Obat sakit perut (mis. Paverin, enterovioform, dll)
- Norit
- Obat anti alergi
- Soda Kue, garam dapur
- Merculochrom
- Obat tetes mata
- Obat gosok
- Salep anti histamimka
- Salep sulfa atau S.A. powder
- Boor zalif
- Sofratulle
- Larutan rivanol 1/10 500 cc
- Amoniak cair 25% 100 cc
c. Kotak Bentuk III berisi:
- 300 gram kapas putih
- 300 gram kapas gemuk
- 6 rol pembalut gulung lebar 2.5 cm
- 8 rol pembalut gulung lebar 5 cm
- 2 rol pembalut gulung lebar 10 cm
- 4 pembalut segitiga (mitella)
- 2 pembalut cepat steril/snelverband
- 20 buah kassa steril ukuran 5×5 cm
- 40 buah kassa steril ukuran 7.5×7.5 cm
- 1 rol plester lebar 1 cm
- 20 buah plester cepat (mis. Tensoplast)
- 1 rol plester lebar 2.5 cm
- 3 bidal
- 1 gunting pembalut
- 1 buah sabun
- 2 dos kertas pembersih (cleansing tissue)
- 1 pinset
- 1 lampu senter
- 1 buku catatan
- 1 buku pedoman P3K
- 1 daftar isi kotak P3K
Obat-obatan untuk Kotak P3K Bentuk III sama dengan obat-obatan untuk Kotak P3K Bentuk II
d. Kotak Khusus Dokter berisi:
- 1 set alat-alat minor surgery lengkap
- 1 botol Alcohol 70% isi 100 cc
- 1 botol Aquadest isi 100 cc
- 1 botol Betadine solution 60 cc
- 1 botol Lysol isi 100 cc
- 5 spnit injection diskosable 2 ½ cc
- 5 spnit injection diskosable 5 cc
- 20 lidi kapas
- 2 flakon ATS injection isi 100 cc (disimpan ditempat sejuk)
- 5 flakon P.S. 4:½ atau 4:1 atau PP injectie
- Ampul morphine injectie
- 3 ampul pethridine injectie
- 2 flakon antihistamine injectie
- 2 flakon anti panas injectie
- 5 ampul adrenaline injectie
- 1 flakon cartison injectie
- 2 ampul cardizol injectie
- 2 ampul aminophyline injectie
- 10 sulfas atropine injectie 0.25 g
- 10 sulfas atropine injectie 0.5 g
- 5 ampul anti spascodik injectie
- 2 handuk
- 1 tempat cuci tangan
- 1 mangkok bengkok
- 1 buku catatan
- 1 buku pedoman P3K
- 1 daftar isi
MACAM-MACAM LUKA DAN PERTOLONGANNYA
Definisi
Kerusakan/ terputusnya kontinuitas dari suatu jaringan
Ø Macam – macam Luka
- Luka lecet
- Luka memar
- Luka iris
- Luka robek
- Luka tusuk
- Luka tembak
Ø Dasar Pertolongan
1. Menghentikan perdarahan
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mencegah kerusakan jaringan lebih parah
4. Mempergunakan cara – cara pertolongan semoga penyembuhan lebih cepat
A. Luka Lecet
Terkelupasnya permukaan kulit akhir pergesekan dengan benda keras dan kasar
Tindakan
- Bersihkan dengan air atau obat anti septic
- Tutup luka
- Bila luas beri Antibiotika, Anti Tetanus Serum (ATS) (Dokter/Rumah Sakit)
B. Luka Memar
Kerusakan jaringan di bawah kulit akhir pukulan benda tumpul, tanpa kerusakan yang berarti di permukaan kulit
Tanda : membiru dan membengkak
Tindakan
- Kompres dengan air dingin/es
- Bila nanah beri zalf lasonil/ trombopob
C. Luka Iris
Luka yang ditimbulkan oleh irisan benda yang bertepi tajam
Tanda :
- Bentuk luka memanjang
- Tepi luka merupakan garis lurus
- Jaringan sekitar luka tidak rusak
Tindakan
- Bersihkan luka dengan air/ antiseptic
- Pada luka iris yang pendek dan dangkal, tempelkan plaster (plaster kupu – kupu)
D. Luka Robek
Luka yang ditimbulkan oleh ukiran benda yang tidak terlalu tajam
Tanda
- Tepi luka tidak teratur
- Jaringa sekitar luka rusak
- Tindakan pada umumnya memerlukan jahitan (Dokter/Rumah Sakit)
Tindakan
- Bersihkan sekitar luka dengan cairan anti septic
- Bersihkan penggalan dalam luka dengan H2O2
- Tutup luka dengan sufratule dan kasa steril, bila tidak ada cukup tutup dengan kain yang bersih
- Balut yang agak menekan
- Berikan antibiotik, ATS (Dokter/Rumah Sakit)
E. Luka Tusuk
Luka yang ditimbulkan oleh bacokan benda berujung runcing
Tanda
Mulut luka lebih sempit daripada dalamnya
Tepi luka ikut terdorong kedalam luka
Bahaya infeksi dan tetanus lebih besar
Letak luka harus diperhatikan, contohnya : di tempat jantung akan mengakibatkan kematian lebih cepat.
1. Luka tusuk di Dada
Bila tidak mengenai jantung sanggup menembus hingga paru – paru sehingga mengakibatkan perdarahan dalam rongga paru – paru dan udara masuk ke dalam rongga paru – paru sehingga paru – paru pada sisi yang sakit akan mengempis
Tanda
- Kesakitan waktu bernafas
- Mendadak sesak
- Gerakan iga di sisi yang luka berkurang
Tindakan
- Tutup luka dengan kasa steril yang dibasahi cairan steril
- Balut luka dengan plester (kedap udara)
- Bersihkan susukan pernafasan
- Beri obat pengurang rasa sakit
- Bawa ke RS terdekat
2. Luka Tusuk di Perut
Tindakan
- Bersihkan sekitar luka dengan antiseptic
- Tutup luka dengan kasa steril yang agak tebal dan sudah dibasahi cairan steril
- Balut yang menekan
- Bila usus terlihat keluar jangan dimasukkan
- Bila pisau belum tercabut biarkan saja segera bawa ke RS
3. Luka Tusuk di Anggota Badan
Tindakan
- Bersihkan luka dengan antiseptic
- Bila luka dalam bersihkan dengan H2O2\
- Tutup luka dengan kasa steril
- Balut yang menekanBeri antibiotik,
- ATS (Dokter/Rumah Sakit)
F. Luka Tembak
Bentuknya antara luka tusuk dengan luka robek. Pada luka tembak ini harus dicari tempat keluarnya peluru. Bila tidak ditemukan kemungkinan peluru tertinggal di dalam tubuh.
Pada pinggir luka tempat peluru masuk sering terdapat jeluga biru panasnya peluru
Tindakan
- Bersihkan sekitar luka
- Tutup luka
- Kirim RS
Pada setiap luka yang sudah terinfeksi akan timbul peradangan yang disusul pernanahan.
Tindakan pada luka infeksi
- Bersihkan luka dan sekitarnya dengan antiseptic
- Keluarkan kotoran/ pus dalam luka dengan cara menekan dari pinggir luka kearah tengah
- Setelah kotoran terkumpul dibagian tengah luka bersihkan tempat luka dengan antiseptik dan H202
- Berikan kompres Revanol 5x sehari
- Bila luka sudah agak mengering berikan zalf antibiotic
- Sebaiknya diberikan obat : anti biotik dan pengurang rasa sakit
Indikasi suntikan ATS (Anti Tetanus Serum)
- Luka – luka yang luas
- Luka di leher dan muka
- Luka tusuk dan gigitan hewan yang cukup dalam
- Ada tanda-tanda – tanda-tanda terkena tetanus
- Luka yang terlambat menerima perawatan
- Luka tembak yang sudah disertai jaringan mati.
Simpul Tali Temali
Dalam Pramuka kita mengenal dengan istilah Tali Temali, nah di Saka Bakti Husada juga kita akan lebih memperdalam perihal bagaimana cara menciptakan dan menggunakan Tali Temali.
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini bekerjsama berbeda sama sekali. Tali ialah bendanya. Simpul ialah hubungan antara tali dengan tali. Ikatan ialah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya.
1.Simpul ujung tali
Gunanya semoga tali pintalan pada ujung tali tidak simpel lepas.
2.Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin.
3.Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering.
3.Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering.
5.Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan.
6.Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin.
7.Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan .
8.Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar.
9.Simpul laso
Gunanya untuk menjerat binatang.
10.Simpul pangkal
Gunanya untuk permulaan ikatan untuk mengikat tali pada tiang/kayu.
11.Simpul erat/tambat
Gunanya Untuk memulai ikatan dan digunakan untuk menyeret balok.
12.Simpul tiang
Gunanya Untuk mengikat benda hidup/leher hewan semoga yang diikat tidak terjerat, dan untuk menambatkan tali pengikat hewan pada pohon semoga hewan itu sanggup bergerak bebas.
13.Simpul tarik
Gunanya Untuk turun kejurang atau dari atas pohon.
14.Simpul tiang berganda
Gunanya Untuk mengangkat atau menurunkan benda/manusia.
15.Simpul gulung
Gunanya Untuk diikatkan pada tali penarik semoga orang lain sanggup membantu menarik.
16.Simpul nelayan/pemukat
Gunanya Untuk menarik balok kayu yang besar.
17.Simpul tangga tali
Gunanya Untuk menciptakan tangga tali.
18.Simpul jangkar
Gunanya Untuk menciptakan tanduk darurat atau mengikat ember/timba.
19.Simpul hidup
Gunanya Untuk mengikat tiang.
20.Simpul tetap
Gunanya Untuk mengikat tali pada tiang lebih lama.
21.Simpul hidup berganda
Gunanya Untuk mengikat tiang atau mengangkat balok.
22.Simpul guling
Gunanya Untuk mengikat tiang.i
Macam Ikatan dan Kegunaannya
1.Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan
pangkal ini sanggup juga digunakan untuk memulai suatu ikatan.
2.Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih sanggup bergerak
leluasa contohnya untuk mengikat leher hewan supaya tidak tercekik.
3.Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
4.Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat,
akan tetapi simpel untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini
juga dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada juga
dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
5.Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat hewan pada suatu tiang, kemudian simpel untuk membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
6.Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
7.Ikatan palang
8.Ikatan canggah
9.Ikatan silang
10.Ikatan khaki tiga
Untuk gambar macam-macam ikatan sanggup dilihat di sini : Kumpulan Simpul Dan Ikatan
PMI KINI
Dalam rangka menghadapi perkembangan masyarakat Indonesia di masa depan yang semakin global dalam suasana yang semakin demokratis maka PMI harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebagai stakeholder untuk ikut mengambil kiprah aktif di dalamnya.
Karena itu, PMI telah tetapkan misi dan visi dengan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip
kepalangmerahan dan digariskan di dalam garis-Garis Kebijakan PMI 2000 – 2004 :
A. Visi
PMI diakui secara luas sebagai organisasi kemanusiaan yang bisa menyediakan pelayanan
kepalangmerahan yang efektif dan sempurna waktu, terutama kepada mereka yang paling membutuhkan, dalam
semangat kenetralan dan kemandirian.
B. Misi
1. Menyebarluaskan dan menyebarkan aplikasi prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit
Merah serta Hukum perikemanusiaan Internasional (HPI) dalam masyarakat Indonesia.
2.Melaksanakan pelayanan kepalangmerahan yang bermutu dan sempurna waktu, mencakup:
Bantuan kemanusiaan dalam keadaan darurat
Pelayanan sosial dan kesehatan masyarakat
Usaha Kesehatan Transfusi Darah
3. Pembinaan Generasi Muda dalam kepalangmerahan, kesehatan dan kesejahteraan.
4. Melakukan konsolidasi organisasi, pembinaan potensi dan peningkatan potensi sumber daya insan dan sumber dana untuk menuju PMI yang efektif dan efiesien.
Demikianlah ulasan mengenai perihal Materi PMR. Semoga ulasan ini sanggup dipahami dan dimengerti oleh pembaca semua.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar