Apakah anda sudah pernah menciptakan cerpen? biasanya kalau anda pada pelajaran bahasa indonesia sering kali menemui kata ini, dan anda di tugaskan untuk menciptakan cerpen. nah untuk itulah pada kesempatan kali ini bahan sekolah akan mencoba menawarkan Contoh Cerpen Berbagai Tema, semoga dengan adanya pola ini nantinya anda akan paham betul dalam menciptakan sebuah dongeng pendek, ya udah tidak usah lama-lama pribadi saja yuk kita lihat pola cerpennya.
Contoh Cerpen Berbagai Tema
Kisah Seorang Penjual Koran
Kumpulan Tugas Sekolahku
Di ufuk timur, matahari belum tampak. Udara pada pagi hari terasa dingin. Alam pun masih diselimuti embun pagi. Seorang anak mengayuh sepedanya di tengah jalan yang masih lengang. Siapakah gerangan anak itu? Ia yakni seorang penjual Koran, yang berjulukan Ipiin.
Menjelang pukul lima pagi, ia telah hingga di daerah biro koran dari beberapa penerbit. “Ambil berapa Ipiin?” tanya Bang Ipul. “Biasa saja.”jawab Ipiin. Bang Ipul mengambil sejumlah koran dan majalah yang biasa dibawa Ipiin untuk langganannya. Setelah selesai, ia pun berangkat.
Ia mendatangi pelanggan-pelanggan setianya. Dari satu rumah ke rumah lainnya. Begitulah pekerjaan Ipiin setiap harinya. Menyampaikan koran kepada para pelanggannya. Semua itu dikerjakannya dengan gembira, nrimo dan rasa penuh tanggung jawab.
Ketika Ipiin sedang mengacu sepedanya, tiba-tiba ia dikejutkan dengan sebuah benda. Benda tersebut yakni sebuah bungkusan plastik berwarna hitam. Ipiin jadi gemetaran. Benda apakah itu? Ia ragu-ragu dan merasa ketakutan alasannya akhir-akhir ini sering terjadi peledakan bom dimana-mana. Ipiin khawatir benda itu yakni bungkusan bom. Namun pada akhirnya, ia mencoba membuka bungkusan tersebut. Tampak di dalam bungkusan itu terdapat sebuah kardus.
“Wah, apa isinya ini?’’tanyanya dalam hati. Ipiin segera membuka bungkusan dengan hati-hati. Alangkah terkejutnya ia, alasannya di dalamnya terdapat kalung emas dan komplemen lainnya. “Wah apa ini?”tanyanya dalam hati. “Milik siapa, ya?” Ipiin membolak-balik cincin dan kalung yang ada di dalam kardus. Ia makin terperanjat lagi alasannya ada kartu kredit di dalamnya. “Lho,…ini kan milik Pak Edison. Kasihan sekali Pak Edison , rupanya ia telah kecurian.”gumamnya dalam hati.
Apa yang diperkirakan Ipiin itu memamg benar. Rumah Pak Edison telah kemasukan maling tadi malam. Karena pencuri tersebut terburu-buru, bungkusan komplemen yang telah dikumpulkannya terjatuh. Ipiin dengan segera memberitahukan Pak Edison. Ia menceritakan apa yang terjadi dan ia temukan. Betapa senangnya Pak Edison alasannya komplemen milik istrinya telah kembali. Ia sangat bersyukur, komplemen itu jatuh ke tangan orang yang jujur.
Sebagai ucapan terima kasihnya, Pak Edison menawarkan modal kepada Ipiin untuk membuka kios di rumahnya. Kini Ipiin tidak lagi harus mengayuh sepedanya untuk menjajakan koran. Ia cukup menunggu pembeli tiba untuk berbelanja. Sedangkan untuk mengirim koran dan majalah kepada pelanggannya, Ipiin digantikan oleh saudaranya yang kebetulan belum memiliki pekerjaan. Itulah simpulan dari sebuah kejujuran yang akan mendatangkan kebahagiaan di kehidupan kelak.
Persahabatan Yang Hancur Karena Cintaoleh: Arum Nadia Hafifi
Cinta itu memang kadang menciptakan orang lupa akan segalanya. Karena cinta kita relakan apapun yang kita miliki. Bagi kaum perempuan mengasihi itu lebih baik daripada dicintai. Jangan terlalu mengharapkan sesorang yang belum tentu mengasihi kita tapi terimalah orang yang sudah mengasihi kita apa adanya. Mencintai tapi tak dicintai itu menyerupai olahraga lama-lama supaya kurus tapi hasilnya nggak kurus-kurus. Belajarlah mengasihi diri sendiri sebelum anda mengasihi orang lain.
Gue Amel siswa kelas X. Dulu gue selalu menolak dan mengabaikan orang yang mengasihi gue, tapi kini malah tebalik gue selalu diabaikan sama orang yang gue cintai.
Gue suka sama sahabat sekelas gue dan plus beliau itu sahabat dekat gue, udah tidak mengecewakan lamalah. Cowok itu namanya Nino anak rohis. Gue suka sama beliau berawal dari perkenalan terus berteman lama-lama dekat dan balasannya gue jadi jatuh cinta gini.
Oh iya gue punya temen namanya Arum, beliau temen gue dari SMP. Arum gue dan Nino itu berteman dekat semenjak masuk SMA.
Suatu hari gue ngeliat Arum sama Nino itu bercanda bareng dan mereka erat banget menyerupai orang pacaran. Jujur gue cemburu, tapi gue nyembunyiinn itu dari Arum.
Lama-lama capek juga mendam rasa suka kayak gini. Akhirnya gue mutusin untuk dongeng sama Arum.
``Rummmm gue mau ngomong sesuatu, tapi jangan bilang siapa-siapa``
``Ngomong apa?`` tanya Arum
`` Jujur gue suka sama Nino udah lama, dan gue cemburu kalo lo dekat sama Nino!`` Jawab
Amel
`` Lo suka Nino? Serius?`` Tanya Arum
`` Iya, tapi lo jangan bilang Ninonya`` gertak Amel
`` Iyaiya maaf ya kalo gue udah buat lo cemburu``
`` Okee ``
Amel makin usang makin dekat dan Amel susah untuk ngelupain Nino. Amel berfikir Nino nggak akan pernah jatuh cinta sama Amel. Walau Amel udah ngerasa menyerupai itu tapi beliau tetap berjuang. Tanpa disadari Arum ternyata juga suka sama Nino.
Amel mengetahui kalo Arum suka sama Nino. Nggak disengaja Amel membaca buku diary Arum. Disitu tertulis curhatan Arum wacana perasaannya kepada Nino.
Setelah Amel membaca buku diary Arum, beliau merasa kecewa alasannya temen sendiri juga suka sama perjaka yang sama. Tapi Amel berfikir rasa suka itu datangnya tiba-tiba jadi siapa pun berhak untuk suka sama Nino. Amel tetap terus berjuang mengambil hati Nino, walau harapanya kecil.
Di taman sekolah Amel melihat Arum dan Nino sedang berincang-bincang, tapi ini beda mereka terlihat serius. Amel ingin tau dan balasannya ia nguping dibalik pohon.
``Ruummm gue suka sama lo, lo mau nggak jadi pacar gue?`` Tanya Nino
Arum kaget beliau galau harus jawab apa, tapi balasannya Arum mendapatkan Nino jadi pacarnya tanpa memikirkan perasaan Amel sahabatnya sendiri.
`` Iya saya mau`` Jawab Arum
Amel yang mendengar jawaban Arum dibalik pohon kaget, beliau tak menyangka sahabatnya akan tega. Tanpa berfikir Amel keluar dari belakang pohon.
`` Rumm lo pacaran sama Nino? Congrast ya lo udah bikin gue sakit hati``
Arum dan Nino kaget tiba-tiba Amel muncul dari belakang pohon dan bilang sperti itu.
`` Maafin gue Mell, tapi gue cinta sama Nino``
`` Yaudahlah ``
Amel pribadi pergi meninggalkan Arum dan Nino. Perasaanya campur aduk nggak karuan, beliau masih galau kenapa temannya tega melaksanakan hal itu. Padahal Arum tau kalo Amel udah usang ngejar-ngejar Nino.
Persahabatan bisa hancur begitu saja alasannya cinta. Utamakan sahabat mu daripada pacarmu alasannya orang yang bakal selalu ada disaat kau senang dan susah itu sahabat. Persahabatn yang dijalin cukup usang bisa hancur seketika alasannya persoalan cinta.
KADO TERAKHIR UNTUK SAHABATKarya Nurul Alma Febriyanti
Lima hari sebelum kawanku pindah jauh disana. Selepas makan siang, saya pribadi kembali beranjak ketempat saya bermain dengan sahabatku.
“hei, kemana saja kamu? Daritadi saya nungguin” Tanya sahabatku yang berjulukan Alvi. “tadi saya makan siang dulu” jawabku sambil menahan perut yang penuh dengan makan siang “ah ya sudah, ayo kita lanjutkan saja mainnya” sahut Alvi. Tidak usang dikala saya & Alvi sedang asyik bermain congklak, Rafid adiknya Alvi tiba menghampiri kami berdua.
“kak, saya pengen bilang” kata Rafid “bilang apa?” sahut Alvi ingin tau “kata bapak, sebentar lagi kita pindahan” jawab Rafid “hah? Pindah kemana?” tanyaku memotong pembicaraan mereka “ke Bengkulu” jawab Rafid dengan singkatnya “ya udah kak, ayo disuruh pulang sama ibu buat makan siang dulu” ajak Rafid ke Alvi “iya deh.. ehm.. Alma, saya pulang dulu ya saya mau makan siang” ujar Alvi “eh, iya deh saya juga mau pulang kalau gitu” sahutku tak mau kalah.
Sesampainya dirumah saya pribadi masuk kedalam kamar & entah kenapa perkataan Rafid yang belum niscaya tersebut, terlintas kembali ke pikiranku. “Andai perkataan tersebut benar, tak terbayang bagaimana perasaanku nanti” ujarku pada cermin yang menatapku datar “sudahlah daripada saya memikirkan yang belum niscaya lebih baik saya mendengarkan musik saja” ujarku kembali sambil beranjak mengambil mp3. Tak usang kemudian saya mendengar sebuah pembicaraan, yang saya tau suaranya sudah tak asing lagi bagiku yaitu orang tuaku & orang bau tanah Alvi sahabatku. Aku mencoba mendekati pintu kamar untuk mendengarkan pembicaraan itu. Tak usang tanganku keringat dingin, saya sudah mendapatkan inti pembicaraan ternyata benar apa yang dikatakan Rafid pada Alvi tadi siang bahwa mereka akan pindah kurang lebih sebulan lagi.
Lemas sudah tubuhku sehabis mendengar kabar itu, tiba-tiba ibu mengetuk kamarku & mengagetkanku yang sedang galau itu. *Tok3X… “Alma, kau mengunci pintu kamarmu ya” Tanya ibu sambil mencoba membuka pintu “enggak kok” jawabku dengan lemasnya “kamu kenapa.. ayoo buka kamarmu!!” teriak ibu “iya.. sebentar” sahutku sambil membuka pintu.
“ngapain kau mengunci kamar?” Tanya ibu.
“gak knapa2… tadi saya memang lg duduk didepan pintu” jawabku sambil menoleh keruang tamu yang berhadapan dengan kamar tidurku.
“ya sudah, tadi orang tuanya Alvi bilang kalau mereka ingin pindah bulan depan”
“iya, saya sudah tau” sahutku kembali ke kamar tidur.
“oh kau tidak duka kan?” Tanya ibu yang menghampiriku.
“…” tak kujawab pertanyaan ibu.
“hm.. sudahlah tak usah dibahas dulu.. sana tidur siang dulu biar nanti malam bisa mengerjakan PR” ujar ibu sembari mengelus elus rambutku.
“iya…” jawabku singkat.
Esoknya sempurna dihari Minggu, matahari pagi menyambutku. Suara ayam berkokok dan jam beker menjadi satu. Tetapi, saya tetap saja masih ingin ditempat tidur. Sampai hingga ibuku memaksaku untyk tidak bermalas malasan.
“Alma, ayoo bangun.. perempuan gak baik berdiri kesiangan” ujar ibu sambil melipat selimutku. “sebentar dulu lah.. saya masih ngantuk” sahutku sambil menarik selimut ditangan ibu. “itu Alvi ngajak kau main.. ayoo bangun!!” ujar ibu kembali sambil mengeleng gelengkan kepala. “oh baiklah oke” sahutku semangat alasannya ingat bahwa Alvi akan pindah sebulan lagi. Lalu, saya pribadi beranjak dan segera lari keluar kamar tidur untuk mandi & sarapan. Setelah itu Alvi tiba-tiba menghampiri rumahku
“Assalamualaikum, Alma!!” panggil Alvi dari depan rumah.
“walaikumsallam, iya!!” sahut ibuku yang beranjak keluar rumah.
“oh ibunya Alma, ada Alma nya gak?” Tanya Alvi.
“Alma nya lagi sarapan, sebentar ya tunggu dulu aja. Sini masuk” jawab ibuku.
“iya, terimakasih” sahut Alvi.
Ketika saya sedang asyik asyiknya sarapan, Alvi mengagetkanku.
“Alma, makan terus kau ini” ujar Alvi sambil tertawa. “yee, ngagetin saja kau ini. Aku laper tau” sahutku sambil melanjutkan sarapan. “kok gak bagi-bagi saya sih” Tanya Alvi sambil menyengir kuda. “kamu mau, nih saya ambilin ya” jawabku sambil mengambil piring. “hahaha.. tidak, saya sudah makan, kau saja sana gendut” sahut Alvi sambil tertawa terbahak bahak. “ ya sudah” jawabku kembali sambil membuang muka. Tak berapa usang kemudian, sarapanku habis kemudian Alvi mengajakku bermain games.
“sudah kan, ayoo main sekarang” ajak Alvi semangat.
“aduh, sebentar dong. Perutku penuh sekali ini” sahutku lemas alasannya kebanyakan makan.
“ah ayolah, makanya jangan makan banyak-banyak. Kalau gitu kapan mau dietnya” ujar Alvi menyindirku.
“ya sudah ya sudah.. ayoo mau main apa?” ajakku masih malas.
“Vietcong yuk tempur tempuran” jawab Alvi semangat menyerupai pendekar jaman dulu.
“hah, okedeh” sahutku sambil menyalakan laptop milik ayah.
Kemudian, saya dan Alvi bermain games kesukaan kami berdua. Kami bermain bergantian, besar besaran skor, dll tidak berapa usang ibunya Alvi memanggilnya untuk pulang. “Assalamualaikum, ada Alvinya gak?” Tanya ibunya Alvi sambil tersenyum denganku. “ada-ada.. Alvi! ibumu mencarimu” kataku kepada Alvi yang sedang asyik bermain. “iya.. sebentar lagi, emangnya kenapa?” Tanya Alvi. “aku tidak tau, sana kau pulang dulu. Kasian ibumu” ujarku sambil mematikan permainan. “huh… iya iya” sahut Alvi beranjak pulang kerumahnya.
Tak berapa lama, Alvi mengagetkanku dikala saya sedang asyik melanjutkan permainan yang sedang saya mainkan. “Alma!!” panggil Alvi sambil menepuk pundakku. “Apa??” jawabku kaget. “aku pengen bilang sesuatu nih, hentikan dulu mainannya” ujar Alvi. “iya!!” jawabku agak kesal. “jadi gini.. dengarkan ya… ternyata saya akan pindah 3 hari lagi” dongeng Alvi. “hah? Kok dipercepat??” sahutku memotong pembicaraan Alvi. “aku juga tidak tau, kau sudah memotong pembicaraanku saja. Sudah ya saya harus pulang ini.. bye!” ujar Alvi beranjak keluar rumah. “tunggu!! Kau serius??” tanyaku dengan penuh ketidak percayaan. “serius.. dua rius malahan” jawab Alvi sambil menggunakan sandal. “oh ok.. bye!!” sahutku kembali. Setelah Alvi pulang kerumahnya, saya pribadi lari masuk kedalam kamar & mengunci diri. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan sedangkan sahabatku sendiri ingin pindahan. Terlintas dipikiranku untuk menawarkan Alvi sahabatku sebuah kado yang mungkin isinya bisa menciptakan Alvi mengingat persahabatan antara kita selamanya walaupun hingga janjkematian nanti kita tak akan dipertemukan lagi. Ku ambil buku diary & kutuliskan cerita-cerita persahabatanku dengan Alvi. Tak usang kemudian , terpikirkan suatu hadiah yang akan kukasih dihari beliau pindahan nanti lalu, saya ambil uang simpanan yang kusimpan didompetku & ku piker-pikir uangnya cukup untuk membelikan hadiah untuk Alvi.
Besoknya sehabis pulang sekolah, saya pribadi berlari ke toko sepatu dekat rumahku. Ku lihat-lihat sepatu yang cukup menarik perhatianku, tiba-tiba ada seorang bapak-bapak yang menghampiriku.
“hai nak, kau mencari sepatu apa?” Tanya seorang bapak yang menurutku yakni pemilik took sepatu tersebut.
“i..iya pak, maaf ada sepatu futsal tidak?” tanyaku sambil celingak celinguk kesegala rak sepatu.
“oh, ada kok banyak.. untuk apa? Kok perempuan nyari sepatu futsal?” Tanya pemilik sepatu itu sambil tertawa melihatku yang masih polos.
“bukan untukku pak, tapi untuk sahabatku” jawabku dengan polosnya.
“teman yang baik ya, memangnya temanmu mau ulang tahun?” Tanya pemilik toko itu. Entah kapan pemilik toko itu berhenti bertanyaku.
“iya” jawabku berbohong alasannya tak mau ditanya-tanya lagi.
“ok, sebentar ya. Bapak ambilkan dulu sepatu yang manis untuk sahabatmu” ujar pemilik toko sepatu itu sambil berjalan ke sebuah rak sepatu.
“sip, pak” sahutku.
Tak lama, si pemilik toko sepatu itu kembali sambil membawa sepasang sepatu futsal.
“ini nak!!” kata pemilik toko sepatu itu.
“wah manis sekali, berapa pak harganya?” tanyaku sambil melihat lihat sepatu yang dibawa oleh si pemilik toko itu.
“bapak kasih murah nak untukmu.. ini aslinya Rp. 60.000 jadi kau bayar Rp.20.000 saja nak” jawab si pemilik toko itu sambil tersenyum.
“terima kasih banyak pak, ini uangnya” sahutku.
“iya nak, sama-sama” ujar sipemilik toko tersebut.
Setelah itu, saya kembali kerumah & mulai membungkus kado untuk Alvi. Mungkin ini hadiahya tidak seberapa, kutuliskan juga surat untuk Alvi.
Malamnya saya masih memikirkan betapa sedihnya perasaanku nanti kalau sahabatku pindah niscaya tidak bisa bermain bersama lagi seketika air mataku menetes & tiba-tiba ibu mengetuk pintuku. “Alma, ayo kerjakan dulu PRmu nanti kemalaman” ujar Ibu dari depan pintu kamar tidurku. “i..iya” sahutku sambil mengelap tetesan air mata yang membasahi buku yang sedang saya baca. Saat itu pikiranku masih campur aduk entah harus senang, duka atau apa. Aku tidak bias konsen mengerjakan PR malam itu.
Besoknya disekolah, saya sering melamun sendiri sampai-sampai guruku bertanya kenapa saya menyerupai itu. Ku jawab saja dengan jawaban yang sangat singkat alasannya saya sedang memkikirkan bahwa besok lah dimana saya akan berpisah dengan sahabatku sendiri. Sepulang sekolah, saya pribadi berlari memasuki kamar lagi, mengurung diri hingga malam. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku & kuintip lewat jendela kamar. Tak usang kemudian juga Ibu memanggilku untuk keluar kamar sebentar.
“Alma, ayoo keluar sebentar. Ada Alvi nih” ajak ibu sambil membuka pintu kamarku.
“iya…” jawabku beranjak keluar kamar.
“nah kau sudah disini, jadi begini besok kan Alvi mau pindah ayoo berpamitan dulu” ujar ibuku.
“Alma!!” peluk ibunya Alvi kepadaku. “maafin tante sama Alvi beserta keluarga ya kalau punya salah sama kamu, ini tante ada sesuatu buat kamu” kata ibunya Alvi sambil memberiku sekotak coklat.
“i..i..iya” sahutku tak bisa menahan perasaan & sejenak kuingat bahwa saya juga punya hadiah untuk Alvi.
“Alvi, ini ada hadiah buat kamu. Terima ya” ujarku mulai menangis.
“iya. Alma jangan nangis dong” jawab Alvi.
“aku..” sahutku semakin sedih.
“sudah kau tidak usah duka nanti suatu dikala kalian bisa ketemu kembali kok, ibu yakin” kata ibu sambil menghapus air mataku.
“ya udah, Alma jangan nangis ya… oh iya ini tante kasih no telp. Tante biar nanti kalau Alma kangen sama Alvi bisa sms atau telepon ya” ujar ibunya Alvi sambil menghapus air matanya pula yang hendak menetes.
“iya..” jawabku sambil masih menangis.
Malam pun tiba, Alvi dan keluarganya pun berpamit & harus segera pulang. Aku pun kembali ke daerah tidur & mulai menangis. Ku gigit bantal yang ada didekatku tak tahan saya melihat hal tadi.
Esoknya, sempurna dipagi hari. Suara kendaraan beroda empat kijang mengagetkanku & bergegas saya keluar. Ku lihat Alvi & keluarganya sudah berkemas-kemas untuk berangkat, tubuhku mulai lemas ibu pun mengagetkanku untuk segera bersiap siap sekolah. Sebenarnya saya ingin tidak sekolah dulu hari itu tapi bagaimana juga pendidikan yang utama. Aku bergegas kesekolah tapi sebelum itu, saya berpamitan dengan Alvi lagi.
“Alvi!!” panggilku dari jauh.
“Alma!!” jawabnya sambil mendekatiku.
“jaga dirimu baik baik disana ya kawan, semoga banyak teman-teman barumu disana & jangan lupakan aku” ujarku mulai meneteskan air mata.
“iya, kau tenang. Kalau kau duka kepergianku ini tidak akan nyaman” sahutnya sambil memberiku tissue.
“iya… terima kasih” jawabku kembali sambil menghapus airmata dengan tissue yang diberikan oleh Alvi.
“oh iya Alma, thanks ya buat kadonya itu manis banget… saya juga udah baca suratnya… terima kasih banyak ya… akan kujaga terus kado mu” ujar Alvi menatapku.
“iya.. sama-sama alasannya mungkin itu kado terakhirku untukmu kawan” sahutku sambil tersenyum tak memperlihatkan kesedihan lagi.
“kau memang sahabat terbaikku selamanya” kata-kata terakhir Alvi yang ia ucapkan kepadaku. Disitulah saya berpisah & disitulah saya harus menempuh hidup baru, juga makna dari sebuah persahabatan tanpa menilai kekurangan seorang sahabat.
Sahabat Kecilku
Judul Cerpen Sahabat Kecilku
Cerpen Karangan: Sobirin
Kategori: Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 11 January 2017
Semilir Angin malam mengingatkanku sosok anak kecil yang selalu membelaku, Ketika itu saya sedang mengelamun dan membayangkan sosok si kecil itu di benaku, kemudian Hanphone berbunyi dan bergetar tersentak mataku tertuju dengan layar Handphone berlayar 5 inchi itu, tetapi asing saja rasanya hatiku deg deg ser tidak menyerupai biasanya saya sigap mengambilnya. Kupandangi terus dari Kejauhan dengan lisan asing saya masih saja berfikir malam-malam gini ada saja yang sms dari siapakah sms itu? Ah paling saja dari operator biasalah.
Terus ku melamun dan melamun tapi asing dalam fikirku hanya ada sosok anak kecil seusia 11 tahun yang berjulukan Rendy Izhar Saputra, saya selalu mengingatnya Sosok kecil yang selalu membelaku kini tiada kabar, Fikirku semakin menjadi anganku semakin terlukis terang gambar wajahnya, sosok anak kecil yang lucu, riang, gembira, perhatian, dan bertanggung Jawab. Dalam Hatiku berkata “Ya Tuhan apa kabarnya beliau sekarang?”
Handphoneku kembali bergetar dan berbunyi saya terkejut dan seketika itu angan akan lukis wajahnya hilang begitu saja. “Ah sial menggangu saja, siapa sih dia” ucapku. Lalu kubuka layar handphoneku dengan muka sebal dan mata setengah ikhlas. Seketika itu saya terkejut girang mataku melebar bagai matahari bersinar di pagi hari “Ya ilahi ternyata engkau dari tadi membaca fikiranku dan mendengarkan celoteh hatiku” gumanku dalam hati.
Kubuka pesan itu dan kubaca “Kak Sob sob apa kabar?, Besok malem main yuk” Ajakan dalam pesan singkatnya, dengan lisan senang yang tak bisa dijelaskan kubalas pesan singkat itu “Allkhamdulillah baik, iya boleh tapi Rendy Izin dulu sama Ayah dan Ibu”, “Oke Kak sob sob hingga jumpa besok I Miss You” balasnya.
Keesokan harinya.
Adzan Maghrib berkukandang tak lupa saya melaksanakan kewajibanku sebagai orang muslim melaksanakan shalat. Setelah itu Handphoneku berbunyi dan bergetar dalam pikirku “Pasti dari Rendy” dengan senyum bangga ku membukanya ternyata benar tetapi dalam pesan singkatnya tertulis “Ka Maaf Hari ini nggak jadi ketemu alasannya tidak dibolehin sama Ayah” Seketila itu pula saya lemas dan tertidur hingga pagi, saya cek kembali Handphoneku ternyata ada pesan masuk dari Pak Riyadi Pembina SD “Mas nanti bisa bantu saya nggak thesis bahan di SD Tunas Bangsa, boleh ngajak temen anak ISC tapi jangan banyak-banyak”, “Iya pak” balasku.
Sore itu saya keluar rumah dan menuju SD menggunalan kuda besiku dengan fikiran galau mau ngajak siapa, kebetulan rumah Rendy di pinggir jalan satu arah ke SD, tetapi saya masih ragu untuk mengajaknya, ya sudahlah nggak usah difikirkan.
“Kak sob sob” teriaknya!! tampaknya saya mengenali bunyi itu. Lalu saya berhenti dan menoleh ke belakang ternyata benar itu bunyi Rendy, beliau menghampiriku dan bersalaman denganku. “Kak mau kemana” Tanyanya “Ke SD, mau ikut” Jawabku, “Iya Kak”.
Sampailah di SD disana saya membantu pak Riyadi menuntaskan thesis bahan hingga selesai. Aneh kenapa tak ada rasa lelah sedikitpun ketika berada di dekatnya, kulihat waktu sudah menerangkan 21.30 WIB Artinya kami harus pulang.
Semilir angin malam di pertengah perjalanan. Kini hatiku tersentak ketika sepuluh jemari kecil memegang erat tubuhku, seketika itu dinginnya malam menjadi kehangatan bagiku. Kuberitahu beliau “Ren Pegangan yang erat ya abang mau ngebut”, “Iya Kak Sob Sob hati-hati ya”, Ya ilahi perasaanku semakin membara bukan alasannya membara api emosi tetapi membara alasannya tingkahnya, Lalu kumenoleh ke belakang dan kupandangi Mata yang berbinar bagai Safir Hatiku semakin ringkih dibuatnya ternyata bunyi lirih dan tangan jemarinya telah berhasil membungkus relung hatiku. Kini saya semakin sadar dan yakin ternyata beliau benar-benar sahabat kecilku dan sang pembela. Tetapi akankah selamanya kita Bersua?
Putri Duyung Yang Berubah Wujud
Judul Cerpen Putri Duyung Yang Berubah Wujud
Cerpen Karangan: Tegar Diar Rohman
Kategori: Cerpen Dongeng (Cerita Rakyat), Cerpen Fantasi (Fiksi)
Lolos moderasi pada: 22 October 2016
Putri duyung yakni dongeng dongeng yang memiliki beperapa versi. Suatu hari ada seorang ibu yang membuang anak perempuanya yang berjulukan arum, zaman itu masih zaman kuno. Bayi itu ditemukan oleh seorang penyihir jahat dan ia merubah bayi perempuan itu menjadi putri duyung
5 tahun kemudian arum menjadi anak anak, suatu hari ia dikasih kalung oleh penyihir jahat, suatu hari ia main bersama duyng duyung lain kemudian tiba tiba ada 3 hiu yang kelaparan, hiu itu hampir memakan arum tapi tiba tiba kalung pinjaman penyihir itu bersinar dan menciptakan ombak besar dan menciptakan hiu hiu itu pribadi lari ketakutan
“Yee arum hebat arum hebat!!” kata si sahabat sahabat duyung arum
Zaman kuno mulai berakhir, ketika itu sudah tahun 1503 secara tidak sengaja ia bertemu dengan insan yang tampan, ia yakni anak dari raja alexsander gheraha yang berjulukan jordan gheraha, putra ke-2 raja alexsander, kemudian arum bertemu lagi dengan jordan tapi dikala itu angin kencang besar dan kapal karam tapi jordan selamat kemudian arum pergi semoga identintas tidak diketahui oleh jordan
Suatu hari arum meminta kepada penyihir semoga menjadikannya seorang manusia
“Kamu bisa menjadi insan dengan satu syarat yaitu mengembalikan kalung pemberianku apakah kau bersedia?” kata penyihir sambil tertawa kata arum “Iya saya bersedia” kemudian arum menjadi insan dan menuju ke kerajaan, kemudian arum bertemu dengan pangeran jordan, pribadi pangeran jatuh cinta dengan arum
“Maukah kau menjadi pendamping hidupku?” dengan aib malu arum menyampaikan “Iya pangeran saya bersedia menjadi pendamping hidupmu” tapi ternyata pangeran jordan sudah dijodohkan dengan sinta alexsa dan satu bulan kemudian ada peperangan besar antara kerajaan alexsander gheraha melawan kerajaan selatan di situ arum tertembak dan mengetahui hal itu jordan lari dan memeluk arum “Aku cinta kau arum” kata sih pangeran sambil menangis. Akhirnya pangeran jordan juga tertembak dan mati bersamaan, semenjak hari itu kerajaan terus memperingati hari kematian arum dan pangeran jordan.
Rumah Pohon Buku ANS
Judul Cerpen Rumah Pohon Buku ANS
Cerpen Karangan: Alyaniza Nur Adelawina
Kategori: Cerpen Anak
Lolos moderasi pada: 10 January 2017
Hari minggu, Shyra sedang duduk di salah satu bangku di teras rumah. Di sampingnya, ada meja di atasnya segelas es teh dan sepiring biskuit Chococips Cookies. “Hmm… coba ada Mama dan ayah,” gumam Shyra, kemudian memakan 1 buah Cookiesnya. “Di rumah sepi! hanya ada Bi Zikha dan Bi Zieta (ART keluarga Shyra),” gumam Shyra, kemudian menyeruput es tehnya. Lalu matanya asyik melihat pohon yang besar dan rindang. “Hmmm… andai saya punya rumah pohon,” gumam pelan Shyra.
Usai habis cemilannya, ia membawa piring dan gelas menuju rak piring kotor. “Lho! kok hanya ada Bi. Zieta, Bi. Zikhanya mana?” tanya Shyra sesampai di dapur. “Anu, bi Zikha pergi ke pasar, Non Shyra!” terang bi. Zieta seraya memasak makan siang. “Owh… ya sudah, Shyra ke ruang membaca, ya…,” pamit Shyra. “Iya, non!” ujar Bi. Zieta. Lalu ia menuju ruang membaca di rumahnya. Ruang tersebut menyerupai perpustakaan.
Sesampai disana, ia mengambil buku KKPK di rak buku kedua. Oya, rak bukunya itu ada 6, 1 rak berisi 50-60 buku, rak buku keenam sekitar 50an buku. kemudian duduk di atas karpet warna biru bergambar awan putih, Shyra pun mulai membaca. Ditengah membaca, “lagi apa nih, anak Mama?” ada bunyi di depan pintu ruang membaca. Shyra menoleh ke sumber suara. “MAMA!!!” teriak Shyra seraya menghampiri seseorang tadi. Yup! itu Mamanya. “Mama ke rumah bu Ning, ya ada arisan,” pamit Mama. “Ya!” ujar Shyra singkat.
Usai membaca buku KKPK, Shyra mengambil buku dongeng anak yang berjudul ‘RUMAH POHON VELA & VELI’. Lalu sehabis baca, ia menaruh di rak lagi. “Hmm… tunggu, pohon, buku, rumah pohon,” gumam Shyra. “AHA!!!” teriak Shyra.
Esok harinya, pukul 5.00 WIB
“HOAMMM…” Shyra bangun. Shyra merapikan daerah tidur, wudhu, sholat subuh, kemudian mandi. Usai mandi, ia menggunakan manset ungu, rok jeans semata kaki dan kerudung putih. Oya! selama 1 ahad ini, semua sekolah diliburkan alasannya kelas 6 UN, dan Shyra masih kelas 3. Shyra menceritakan idenya pada Ayah dan Mama. Mereka setuju.
Ayah memesan tukang kayu untuk menciptakan rumah pohon di pohon yang dilihat Shyra sewaktu bersantai di teras. Mama dan Shyra membeli buku KKPK, dongeng anak, Kumpulan cerpen, novel anak, pelajaran, ilmu pengetahuan, komik, ensiklopedia, dan majalah khusus anak.
Sebulan kemudian balasannya rumah pohon Shyra jadi. Rumahnya sangat besar dan luas. Ia menyusun buku-buku di raknya. Lalu diberi karpet ruangan warna hijau menyerupai rumput, bantal-bantal kecil untuk bersandar, snack yang ditaruh di wadah meja dan kursi, di atas meja ada buku catatan besar, pulpen, dan stoples. Di dindingnya dikasih jam dinding, juga lainnya. Shyra beri nama rumah pohon buku tersebut ‘Rumah pohon buku ANS’. ANS abreviasi dari nama panjangnya, Almashyra Nafiza Sashmira.
Temannya banyak yang datang. Ada juga yang mau minjam/sewa buku. “Shyr! saya mau pinjem buku KKPK yang judulnya Never give up ini sama kak Vriesta minjem buku ensiklopedia wacana balon udara. Soalnya ia butuh untuk kiprah sekolahnya, 1 hari aja, kok,” terang Virsa. “ensiklopedia 1 hari 2.500, kalau buku KKPK 1 hari 1000, jadi 3.500,” terang Shyra. Virsa memberi uang pas ke Shyra. Shyra menaruh uangnya di sebuah Stoples. “Aku pinjem buku dongeng tebal ini judulnya ‘Anak ayam dan Ibu ayam’ 2 hari,” terang Wilva. “Buku dongeng tebal itu 1 hari 500,” terang Shyra. Wilva memberi uang seribu keShyra.
Sebulan kemudian, uang yang diperoleh dari menyewa buku yakni 1 juta rupiah. Sebagian ditabung, sebagian diberi pada yang tak mampu.
Nah itulah beberapa Contoh Cerpen Berbagai Tema, Semoga bisa bermanfaat dan membantu anda yang masih membutuhkan pola menciptakan cerpen, jangan lupa di share ya.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar