Khususnya Sejarah, di sesi ini kita akan membahas perihal Kebangkitan nasional dan kesadaran kebangsaan.
Kadang Guru Pelajaran ini ini menyuruh kita untuk membuat Makalah Tentang Kebangkitan nasional dan kesadaran kebangsaan, untuk kalian gak usah resah - resah memikirkannya. Disini sudah saya kasih Contoh
.
Untuk lebih jelasnya kalian eksklusif saja baca contohnya di bawah sini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh semenjak lama, bukan secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum bersifat nasional. Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan mencakup semua wilayah Nusantara gres muncul sekitar awal kurun XX.
Timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping disebabkan oleh kondisi dalam negeri, juga ada faktor yang berasal dari luar (ekstern) seperti, Kemenangan Jepang atas Rusia. Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jikalau keperkasaan Eropa (bangsa kulit putih) menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit berwarna. Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan sejarah dunia memperlihatkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu ialah Jepang. Hal ini memperlihatkan semangat juang terhadap para penggerak pergerakan nasional di Indonesia.
Nasionalisme atau kesadaran nasional didefinisikan sebagai kesadaran keanggotaan suatu bangsa yang secara bersama - sama mencapai, mempertahankan, mengisi kekuatan bangsa itu. Kesadaran nasional pertama kali sehabis munculnya Budi Utomo dan penderitaan rakyat Indonesia yang dijajah oleh penjajah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa itu kebangkitan nasional dan kesadaran kebangsaan ?
2. Apa saja efek imperialisme dan kolonialisme barat di Indonesia ?
3. Apa penyebab munculnya pergerakan di Indonesia ?
4. Bagaimana insiden Sumpah Pemuda pada era pergerakan ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan penulisan makalah ini ialah sebagai berikut.
1. Mendefinisikan kebangkitan nasional dan kesadaran kebangsaan.
2. Mendeskripsikan pengaruh imperialisme dan kolonialisme barat di Indonesia.
3. Mendeskripsikan Penyebab munculnya pergerakan di Indonesia.
4. Mendeskripsikan insiden Sumpah Pemuda pada era pergerakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebangkitan Nasional dan Kesadaran Kebangsaan
Kebangkitan Nasional ialah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Masa ini ditandai dengan dua insiden penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan semenjak masa Multatuli.
Tokoh-tokoh yang mempolopori Kebangkitan Nasional, antara lain yaitu :
1. Sutomo
2. Ir. Soekarno
3. Dr. Tjipto Mangunkusumo
4. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD : Suwardi Suryaningrat, semenjak 1922 menjadi Ki Hajar Dewantara)
5. dr. Douwes Dekker, dan lain-lain.
Asal permintaan Kebangkitan Nasional
Pada tahun 1912 berdirilah Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische Partij. Pada tahun itu juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (di Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang. Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi bekerjsama diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens Nederlander was" ("Seandainya saya seorang Belanda"), pada tanggal 20 Juli 1913 yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena goresan pena inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dieksekusi dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi lantaran "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru berguru ilmu pendidikan dan dr. Tjipto lantaran sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.
Saat ini, tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Terbentuknya Kesadaran Nasional
Nasionalisme atau kesadaran nasional didefinisikan sebagai kesadaran keanggotaan suatu bangsa yang secara gotong royong mencapai, mempertahankan, mengisi kekuatan bangsa itu. Kesadaran nasional pertama kali sehabis munculnya Budi Utomo dan penderitaan rakyat Indonesia yang dijajah oleh penjajah.
Pengaruh ekspansi kekuasaan kolonial, perkembangan pendidikan Barat, dan pendidikan Islam terhadap munculnya nasionalisme Indonesia :
1. Pengaruh perluasan kekuasaan kolonial Barat. Pada mulanya kolonial Barathanya ingin mendominasi perekonomian lama kelamaan kolonial Baratmenguasai politik dan ekonomi. Akibatnya seluruh politik dan ekonomi Indonesiadirampas oleh kolonial Barat. Penjajahan dan penindasan inilah yangmenyebabkan kesadaran Bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahdengan cara berjuang.
2. Pengaruh perkembangan pendidikan Barat. Sejak kurun ke-19 pemerintah Belanda secara lambat laun membuat sekolah-sekolah. Pendidikan itu ternyata begitu menarik bagi cowok Indonesia. Selain forum pendidikan kolonial ada juga forum pendidikan swasta yaitu Taman Siswa, Muhamadiyyah, Missi, dan Zending. Lembaga-lembaga itulah yang kemudian menghasilkan tokoh-tokoh nasional yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
3. Pengaruh pendidikan Islam. Sekolah-sekolah yang didirikan organisasi Islam seperti Muhamadiyyah bersifat Modern karena proses pembaharuan namun masih bersifat Islami. Artinya ilmu pengetahuan modern dipadu dengan anutan Islam.
Peranan golongan terpelajar, Profesional dan pers dalam menumbuh kembangkan kesadaran Nasional Indonesia.
1. Peranan kaum terpelajar dan kaum professional. Salah satu penyebab tumbuhnya penyebab Nasionalisme ialah kesadaran akan kesamaan politik yang disebabkan oleh penjajahan oleh bangsa lain atau oleh penguasa yang otoriter. Para kaum pelajar yang terpelajar membentuk aneka macam organisasi yaitu :
a. Boedi Oetomo. Didirikan tahun 1908 yang dipelopori oleh Dr. Soetomo. Organisazi ini banyak bergerak dibidang sosial, ekonomi,dan pendidikan.
b. Indishe Partij. Didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh Tiga Serangkai yaitu: Douwes Dekker,Ki Hajar Dewantara,Dr. Cipto Mangunkusumo. Semboyannya “Indonesia Lepas Dari Belanda”. Tujuannya membangun rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air Indonesia.
c. Perhimpunan Indonesia. Organisasi ini ialah sebuah organisasi pelajar2 Hindia yang didirikan di Belanda. Berjuang utntuk kemerdekaan Indonesia. Ketua Moh. Hatta.
d. Partai Komunis Indonesia. Partai ini juga memperjuangkan Indonesia tetapi bersifat komunis atau tidak mengakui adanya Tuhan.
e. Partai Nasional Indonesia. Dalam kongresnya, PNI setuju untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
2. Peranan Pers. Dalam sejarah dunia, pers sangat penting lantaran sanggup menghipnotis pendapat atau opini Publik,mendorong terjadinya perubahan dalam masarakat,menjadi sarana propaganda yang efektif, perhatian masyarakat meluas melampoi batas. Hal ini dipengaruhi oleh berkembangnya alat komunikasi yang semakin canggih.
a. Pers dan pergerakan nasional. Surat kabar dari Indonesia berisi perihal ajakn bangsa Indonesia untuk memerdekakan Indonesia. Salah satu tokohnya ialah Abdul Rivai.
b. Pers dan peranan kaum terpelajar. Keterkaitannya adalah: Satu, kaum terpelajar dan professional dalah kelompok masyarakat Indonesia ayang pertama kali memahami dan menyadari nasib jelek bangsanya. Kedua, pers juga berperan penting sebagai pihak yang membawa ide-ide kemerdekaan.
Perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat etnik, kedaerahan, keagamaan, hingga dengan terbentuknya nasionalisme Indonesia
1. Organisasi pergerakan yang bersifat etnik, kedaerahan. Pada umumnya organizazi ini didirikan di daerah2 masing-masing oleh para pemuda. Contohnya:
a. Tri Koro Dharmo. Berdiri pada 9 Maret 1915. Tri Koro Dharmo artinya tiga tujuan mulia.
b. Jong Java. Berdiri tahun 1918 yang merupakan reinkarnasi dari Tri Koro Dharmo.
c. Jong Sumatranen Bond. Organisasi yang dipelopori oleh cowok Sumatra pada 9 Desember 1917.
d. Jong Minahasa. Pada tahun 1918 cowok Sulawesi Utara juga mendirikan organisasi ini.
e. Jong Celebez. Adalah organisasi cowok pelajar yang berasal dari Sulawesi.
2. Organisasi pergerakan yang bersifat Keagamaan.
a. Serekat Dagang Islam(SDI). Didirikan oleh Haji Samanhudi tahun1911 di Solo.Memiliki cirri keislaman dan ekonomis. Tujuan didirikan organisasi ini melindungi dan menjamin kepentingan pedagang muslim terhadap persaingan Negara Cina.
b. Serikat Islam. Organisasi ini merupakan reinkarnasi dari Serikat Dagang Islam yangh didirikan oleh HOS. Cokroaminoto tahun 1911.
c. Muhamadiyyah. Dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912. organisasi ini banyak bergerak dibidang pendidikan, sosial, ekonomi.
d. Nahdatul Ulama(NU). Didirikan pada tahun 1926 oleh KH. Hasjim Asj’ari. Tujuan memperyahankan kepentingan kaum muslim tradisional.
Peran manifesto politik 1925, kongres cowok 1928, kongres wanita pertama dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia.
1. Manifesto Pilitik 1925. Pada tahun 1925 Perhimpunan Indonesia mengeluarkan suatu pernyataan politik yang kemudian dikenal dengan Manifesto Politik (Manipol). Isinya: PI tetap menggunakan nama Indonesia sekaligus menggunakan nama Belanda yaitu Indonesische Vereeniging sebagai nama perkumpulannya.
2. Kongres Pemuda 1928. Pada kongres cowok 1928 para cowok mengeluarkan sebuah Sumpah yaitu Sumpah Pemuda. Kongres ini WR. Supratman dengan goresan biolanya memeperdengarkan lagu Indonesia Raya.
B. Pengaruh Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia
Dampak Politik, Sosial, Ekonomi, dan Budaya dari keberadaan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia, sebagai berikut :
1. Perubahan dalam Bidang Politik
a. Baik Daendels maupun Raffles telah meletakkan dasar pemerintahan modern.Para Bupati dijadikan pegawai negeri dan diberi gaji, padahal berdasarkan adat, kedudukan bupati ialah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat.Bupati telah menjadi alat kekuasaan pemerintah kolonial. Pamog praja yang dulu berdasarkan garis keturunan diubah menjadi sistem kepegawaian.
b. Jawa menjadi sentra pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf.
c. Hukum yang dulu menggunakan aturan sopan santun diubah menggunakan sistem aturan barat modern.
d. Belanda dan Inggris juga melaksanakan intervensi terhadap problem kerajaan, contohnya soal pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia.Akibatnya peranan elite kerajaan berkurang dalam bidang politik, bahkan kekuasaan pribumi mulai runtuh.
2. Perubahan dalam dalam Bidang Sosial
a. Pembentukan status sosial dimana yang tertingi ialah Eropa kemudian Asia dan Timur Jauh yang terakhir kaum Pribumi.
b. Terjadinya penindasan dan pemerasan secara kejam. Tradisi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, Seperti upacara dan tata cara yang berlaku dalam lingkungan istana menjadi sanga sederhana, bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi tersebut secara perlahan-lahan digantikan oleh tradisi pemerintah belanda.
c. Daerah Indonesia terisolasi di bahari sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman. Kemunduran perdagangan di bahari secara tak eksklusif menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk/patuh pada tuan tanah Barat/Timur Asing. Sehingga kehidupan penduduk Indonesia megalami kemerosotan.
3. Perubahan dalam Bidang Ekonomi
a. Belanda membuka tambang minyak bumi di Tarakan Kaltim.
b. Belanda membangun rel kereta api untuk memperlancar arus perdagagngan.
c. Liberialisme ekonomi.
d. Eksploitasi ekonomi, monopoli dagang VOC mengakibatkan mundurnya perdagangan nusantara di panggung perdagangan internasional. Peranan syah bandar digantikan oleh para pejabat Belanda.
Kebijakan tanam paksa hingga sistem ekonomi liberal menjadikan Indonesia sebagai penghasil materi mentah. Eksportirnya dilakukan oleh bangsa Belanda, pedagang mediator dipegang oleh orang timur gila terutama bangsa Cina dan bangsa Indonesia hanya menjadi pengecer, sehingga tidak mempunyai jiwa wiraswasta jenis flora gres serta cara memeliharanya.
Dengan dilaksanakannya politik pintu terbuka, maka pengusaha pribumi yang modalnya kecil kalah bersaing sehingga gulung tikar.
Perkebunan di Jawa berkembang sedangkan di Sumatra kesulitan tenaga kerja sehingga dilakukan aktivitas transmigrasi.
Untuk mendukung aktivitas penanaman modal Barat di Indonesia pemerintah Belanda membangun : Irigasi, waduk, jalan raya, jalan kereta api dan pelabuhan. Untuk pembangunan tersebut dipakai tenaga secara paksa dengan sistem rodi (kerja paksa).
Dengan memperkenalkan sistem sewa tanah, terjadi pergeseran dari sistem ekonomi barang ke sistem ekonomi uang yang juga menyebar di kalangan petani.
4. Perubahan dalam Bidang Budaya
a. Tindakan pemerintah Belanda untuk menghapus kedudukan berdasarkan sopan santun penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah, merutuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi.
b. Upacara dan tatacara yang berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan dengan demikian ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah.
c. Dengan merosotnya peranan politik maka para elit politik baik raja maupun darah biru mengalihkan perhatiannya ke bidang seni budaya. Contoh Paku Buwono V memerintahkan penulisan serat Centhini, R.Ng Ronggo Warsito menyusun Kitab Pustakaraya Purwa, Mangkunegara IV menyusun kitab Wedatama dan lain-lain.
d. Budaya Barat berkembang secara meluas, bahkan merusak sendi-sendi kehidupan budaya tradisional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Sebagai contohnya, kebiasaan minum minuman keras yang dilakukan oleh golongan bangsawan. Kebiasaan tersebut bukan milik orisinil bangsa Indonesia, tetapi kebiasaan yang berlaku di kalangan bangsa Barat yang dibawa oleh para penjajah (Westernisasi menyebar lewat jalur pendidikan dan pemerintahan).
e. Birokrat menggunakan bahasa belanda sebagai simbol status mereka.
f. Masuknya agama katholik dan protestan.
C. Munculnya Pergerakan di Indonesia
Faktor Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia
1. Faktor Ekstern
a) Munculnya kesadaran perihal pentingnya semangat kebangsaan, semangat nasional, perasaan senasib sebagai bangsa terjajah, serta harapan untuk mendirikan negara berdaulat lepas dari cengkeraman imperialisme di seluruh negara-negara jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika Latin pada selesai kurun ke-19 dan awal kurun ke-20.
b) Fase tumbuhnya anti imperialisme tersebut berkembang bersamaan dengan atau dipengaruhi oleh lahirnya golongan terpelajar yang memperoleh pengalaman pergaulan internasional serta mendapat pemahaman perihal ide-ide gres dalam kehidupan bernegara yang lahir di Eropa, menyerupai demokrasi, liberalisme, sosialisme, dan komunisme melalui pendidikan formal dari negara-negara Barat.
c) Paham-paham tersebut intinya mengajarkan perihal betapa pentingnya persamaan derajat semua warga negara tanpa membedakan warna kulit, asal permintaan keturunan, dan perbedaan keyakinan agama. Paham tersebut masuk ke Indonesia dan dibawa oleh tokoh-tokoh Belanda yang berpandangan maju, golongan terpelajar Indonesia yang memperoleh pendidikan Barat, serta alim ulama yang menunaikan ibadah haji dan mempunyai pergaulan dengan sesama umat muslim seluruh dunia.
d) Perang Dunia I (1914-1919) telah menyadarkan bangsa-bangsa terjajah bahwa negara-negara imperialis telah berperang di antara mereka sendiri. Perang tersebut merupakan perang memperebutkan kawasan jajahan. Tokoh-tokoh pergerakan nasional di Asia, Afrika dan Amerika Latin telah menyadari bahwa sekarang saatnya telah tiba bagi mereka untuk melaksanakan perlawanan terhadap penjajah yang sudah lelah berperang.
e) Munculnya rumusan hening mengenai penentuan nasib sendiri (self determination) Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson pasca perang dunia I disambut tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia sebagai pijakan dalam usaha mewujudkan kemerdekaan.
f) Lahirnya komunisme melalui Revolusi Rusia 1917 yang diikuti dengan semangat anti kapitalisme dan imperalisme telah menghipnotis tumbuhnya ideologi perlawanan di negara-negara jajahan terhadap imperialisme dan kapitalisme Barat. Konflik ideologi dunia antara kapitalisme atau imperialisme sosialisme atau komunisme telah memperlihatkan dorongan bagi bangsa-bangsa terjajah untuk melawan kapitalisme atau imperialisme Barat.
g) Munculnya nasionalisme di Asia dan di negara-negara jajahan lainnya di seluruh dunia telah mengilhami tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk melaksanakan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905 telah memperlihatkan keyakinan bagi tokoh nasionalis Indonesia bahwa bangsa kulit putih Eropa sanggup dikalahkan oleh kulit berwarna Asia. Demikian juga, model pergerakan nasional yang dilakukan oleh Mahatma Gandhi di India, Mustapha Kemal Pasha di Turki, serta Dr. Sun Yat Sen di Cina telah memperlihatkan inspirasi bagi kalangan terpelajar nasionalis Indonesia bahwa imperialisme Belanda sanggup dilawan melalui organisasi modern dengan cara memajukan ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, dan politik pada bangsa Indonesia terlebih dahulu sebelum memperjuangkan kemerdekaan.
2. Faktor Intern
a) Penjajahan menjadikan terjadinya penderitaan rakyat Indonesia yang tidak terkira. Sistem penjajahan Belanda yang eksploitatif terhadap sumber daya alam dan insan Indonesia serta sewenang-wenang terhadap warga pribumi telah menyadarkan penduduk Indonesia perihal adanya sistem kolonialisme dan imperialisme Barat yang menerapkan ketidaksamaan dan perlakuan yang membeda-bedakan (diskriminatif).
b) Kenangan akan kejayaan masa lalu. Rakyat Indonesia pada umumnya menyadari bahwa mereka pernah mempunyai negara kekuasaan yang jaya dan berdaulat di masa kemudian (Sriwijaya dan Majapahit). Kejayaan ini menimbulkan pujian dan meningkatnya harga diri sebagai suatu bangsa. Oleh lantaran itu, rakyat Indonesia berusaha untuk mengembalikan pujian dan harga diri sebagai suatu bangsa tersebut.
c) Lahirnya kelompok terpelajar yang memperoleh pendidikan Barat dan Islam dari luar negeri. Kesempatan ini terbuka sehabis pemerintah kolonial Belanda pada awal kurun ke-20 menjalankan Politik Etis (edukasi, imigrasi, dan irigasi). Orang-orang Indonesia yang memperoleh pendidikan Barat berasal dari kalangan priyayi abangan yang mempunyai status bangsawan. Sebagian lainnya berasal dari kalangan priyayi dan santri yang secara sosial ekonomi mempunyai kemampuan untuk menunaikan ibadah haji serta memperoleh pendidikan tertentu di luar negeri.
d) Lahirnya kelompok terpelajar Islam telah menyadarkan bangsa Indonesia terjajah yang sebagian besar penduduknya beragama Islam. Kelompok intelektual Islam telah menjadi agent of change atau biro pengubah cara pandang masyarakat bahwa nasib bangsa Indonesia yang terjajah tersebut tidak sanggup diperbaiki melalui belas-kasihan penjajah menyerupai Politik Etis misalnya. Nasib bangsa Indonesia harus diubah oleh bangsa Indonesia sendiri dengan cara memberdayakan bangsa melalui peningkatan taraf hidup di bidang ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya.
e) Menyebarnya paham-paham gres yang lahir di Eropa, menyerupai demokrasi, liberalisme, sosialisme, dan komunisme di negeri jajahan (Indonesia) yang dilakukan oleh kalangan terpelajar.
f) Muncul dan berkembangnya semangat persamaan derajat pada masyarakat Indonesia dan berkembang menjadi gerakan politik yang sifatnya nasional. Tindakan pemerintah kolonial yang semakin represif menyerupai pembuangan para pemimpin Indische Partiij pada 1913, ikut campurnya Belanda dalam urusan internal Sarekat Islam, dan penangkapan tokoh-tokoh nasionalis telah menimbulkan gerakan nasional untuk memperoleh kebebasan berbicara, berpolitik, serta menentukan nasib sendiri tanpa dicampuri pemerintah kolonial Belanda.
D. Peristiwa Sumpah Pemuda
Ketika Budi Utomo terbentuk pada tanggal 20 Mei 1908, organisasi ini dipandang sebagai organisasi yang bisa menjadi wadah aspirasi para pemuda. Namun sehabis terselenggaranya Konggres Budi Utomo yang I, peranan para cowok didalamnya justru melemah, hal ini lantaran dalam kepengurusan Budi Utomo banyak didominasi oleh para pegawai negri dan pensiunan.
Pada tahun 1915, berdirilah sebuah organisasi kepemudaan yang berjulukan TRI KORO DARMO,yang mempunyai tujuan :
1. menjalin persatuan diantara para siswa sekolah menengah dan kejuruan
2. memperluas pengetahuan umum bagi para anggotanya
3. membangkitkan rasa cinta terhadap bahasa dan budaya sendiri
Keanggotaan Tri Koro Darmo ialah para cowok yang berasal dari Jawa, Madura, Sunda, Bali dan Lombok. Nama Tri Koro Darmo kesudahannya bermetamorfosis “Jong Java”. Kelahiran Jong Java kesudahannya disusul dengan kelahiran organisasi organisasi kepemudaan di kawasan lainnya, antara lain Jong Islamienten Bond, Jong Cilebes, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Batak dll.
Sejak tahun 1926 mulai terlihat adanya kecenderungan penyatuan organisasi organisasi cowok yang telah ada, disamping itu mereka juga mulai memasuki kegiatan politik nasional, hal ini disebabkan lantaran semakin tebalnya jiwa kebangsaan bagi pemuda. Gejala ini ditandai dengan lahirnya beberapa organisasi cowok yang bersifat nasional dan eksklusif memasuki gelanggang politik, yaitu :
1. Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), yang bertujuan “menggalang persatuan dari seluruh organisasi cowok untuk berjuang bersama sama melawan penjajah Belanda”. PPPI berfikir bahwa tujuannya akan tercapai apabila sifat kedaerahan dihilangkan.
2. Pemuda Indonesia (PI), yang bertujuan “memperkuat dan memperluas ide kesatuan nasional Indonesia” PI berfikir bahwa tujuannya akan tercapai dengan jalan mendirikan organisasi organisasi kepanduan dan mengadakan kerjasama dengan organisasi yang lain.
PPPI dan PI ialah dua organisasi cowok yang mempelopori diselenggarakannya Konggres Pemuda I dan Konggres Pemuda II.
Konggres Pemuda I
Diselenggarakan pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926, di Jakarta, dan diketuai oleh Muhammad Tabrani dengan dihadiri beberapa tokoh pemuda, dengan dua keputusan penting, yaitu :
1. semua perkumpulan cowok bersatu dalam wadah organisasi “Pemuda Indonesia”
2. mempersiapkan pelaksanaan Konggres Pemuda II
Konggres Pemuda II
Seusai Konggres Pemuda I, para cowok semakin menyadari bahwa usaha kemerdekaan Indonesia hanya akan dicapai melelui.ersatuan. Pada tahun 1928 alam pikiran cowok Indonesia sudah mulai dipenuhi oleh jiwa persatuan, rasa besar hati dan rasa mempunyai cita cita yang tinggi, yaitu Indonesia merdeka
Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu ratifikasi dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga sekarang setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh aneka macam wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari cowok tiong hoa menyerupai Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua :
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
Dalam insiden sumpah cowok yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu ialah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dihentikan oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para cowok tetap terus menyanyikannya.
Apabila kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai banyak hal perihal Sumpah Pemuda kita bisa menunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada di Gedung Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Museum ini mempunyai koleksi utama menyerupai biola orisinil milik Wage Rudolf Supratman yang membuat lagu kebangsaan Indonesia Raya serta foto-foto bersejarah insiden Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda-pemudi Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seakan-akan, nasionalisme menjadi harga mati. Jika tidak nasionalis, maka niscaya akan diidentikkan dengan konotasi yang buruk. Padahal kita perlu menelusuri, dalam tataran prakteknya, seringkali orang-orang yang mempropagandakan nasionalisme itu kurang atau tidak nasionalis. Sebagai teladan : berperilaku hedonis dan ke-barat-baratan, menjual aset-aset sumber daya alam khususnya sumber energi dan pangan yang strategis kepada pihak gila namun justru sibuk-sibuk mencari sumber daya alternatif ketika sumber daya alam tersebut sudah dirampok. Lagipula, sistem nasionalisme dan nation-state dianggap dunia Barat sudah tidak terlalu relevan lagi terbukti dengan adanya Uni Eropa yang berbentuk region-state.
Pahit getirnya usaha bangsa Indonesia jauh sebelum 1908 mencatat begitu banyak kenangan berharga dan begitu banyak kenangan yang mengharukan, semua ini membangkitkan pujian pada kita semua selaku generasi penerus dan tempat kita bercermin, perihal apa yang akan kita perbuat pada masa yang akan datang.
B. Saran
Dari pembahasan mengenai kebangkitan nasional dan kesadaran kebangsaan Indonesia, kita semua selaku generasi penerus, hal ini sanggup membuat kita bercermin perihal apa yang akan kita perbuat pada masa yang akan datang.
Sebaiknya kita semua meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia demi kemajuan bangsa, cintai produk Indonesia, dan menjadi pelajar berprestasi.