Teladan Perbedaan Surat Resmi Dan Surat Pribadi

9:20 PM
Contoh Perbedaan Surat Resmi Dan Surat Pribadi - Surat Resmi Adalah Surat Yang Bersifat formal dan dipakai untuk keperluan resmi. Baik itu yaitu keperluan perseorangan, instansi ataupun organisasi yang besat dan tujuannya yaitu resmi, oleh alasannya yaitu itu surat resmi dihentikan disamakan dengan surat pribadi, terutama untuk keperluan yang resmi. perbedaan surat resmi dan surat langsung cukup banyak, hanya dengan membaca isinya biasanya anda sanggup membedakanya.

Nah, artikel kali ini saya akan membahas ihwal Contoh Perbedaan Surat Resmi Dan Surat Pribadi untuk Anda. Berikut ini yaitu penjelasannya

Contoh Perbedaan Surat Resmi Dan Surat Pribadi

Surat resmi menggunakan bahasa resmi. Bagian-bagiannya lengkap yang terdiri atas kepala surat, tanggal surat, nomor surat, lampiran, hal/perihal, alamat surat, salam pembuka, kalimat pembuka surat, isi surat, kalimat epilog surat, salam penutup, dan tembusan. Selain itu, surat resmi juga harus taat hukum dalam hal sistematika dan penggunaan kaidah tata bahasa. Surat langsung merupakan surat yang dibentuk oleh seseorang atas nama langsung dan ditujukan kepada orang lain, menyerupai saudara atau sahabat dengan tujuan tertentu.

Surat langsung mempunyai ciri-ciri antara lain:
1. bahasa yang dipakai kurang memperhatikan kaidah tata bahasa baku Indonesia;
2. bentuk surat bebas, tidak mengikuti hukum bentuk surat resmi; dan
3. bersifat pribadi.
Surat langsung mempunyai bab penting, yaitu alamat, salam pembuka, kalimat pembuka surat, isi surat, kalimat epilog surat, dan penutup. Surat langsung juga dilengkapi tanda tangan dan nama terang.

Contoh Surat Resmi;

Contoh Perbedaan Surat Resmi Dan Surat Pribadi  Contoh Perbedaan Surat Resmi Dan Surat Pribadi







Contoh surat pribadi:
Surabaya, 24 September 2007
Yts. Saskia Permatasari
Jalan Apollo 35
Medan
Salam kangen . . . .
Hai, Saskia . . . apa kabar? Bagaimana kabar paman, bibi, dan si jahil, Andika?
Semoga keluarga Medan dalam keadaan sehat. Alhamdulillah, saya dan keluarga di Surabaya dalam keadaan sehat.


Selamat, ya. Kata paman, kau diterima di Sekolah Menengah Pertama Harapan Bangsa yang populer mempunyai prestasi dan ekstrakurikuler yang hebat. Oh, iya, kau ikut ekstrakurikuler apa? Cerita dong, mungkin aktivitas ekstrakurikuler kau sama dengan saya. Nah, kita sanggup bertukar pengalaman. Kita sanggup saling membantu.
Saya diterima di Sekolah Menengah Pertama Pancasila. Teman-teman baruku sangat menyenangkan. Saya lebih gampang bergaul. Kamu tahu sendiri, ’kan? Saya pemalu dan tidak percaya diri. Saya harus berusaha membuka diri dan bergaul dengan teman-teman. Sekarang saya aktif di PMR (Palang Merah Remaja) sekolah. Saya akan menceritakan hal-hal menarik yang saya dapatkan selama menjadi anggota PMR.

Saya tertarik mengikuti PMR lantaran saya berharap sanggup membantu teman, keluarga, atau tetangga yang sakit. Hari pertama masuk PMR saya merasa tidak ingin masuk lagi. Kakak pembina galak-galak.
”Kalian harus patuhi semua peraturan yang telah ditentukan oleh pembina. Selain itu, kalian harus jalani semua perintah pembina. Ingat, tidak bolehmenggerutu!” kata salah seorang pembina.
Badanku sudah gemetar. Padahal, kata-kata itu hanya untuk menguji mentalami. Oh, iya kau ingat ’kan ketika kau membentak saya. Itu, ketika saya memecahkan gelas kaca. Saya pikir kau benar-benar marah. Ternyata, hanya menggertak saja.

Lama-kelamaan saya terbiasa. Saya mengikuti semua aktivitas dengan perasaan senang. Saya sudah sanggup membalut luka, menciptakan drakbar (itu lho, alat untuk mengangkat orang sakit), cara menangani orang pingsan, pokoknya lengkap deh. Bahkan, saya dijuluki suster oleh teman-teman.
Ada hal memalukan yang pernah saya lakukan ketika latihan. Ceritanya, saya dan Sari (temanku di PMR) bertugas menjaga Pos 2 ketika latihan di luar sekolah. Nah, pada ketika kami bercakap-cakap, seorang anak kecil terjatuh dari sepeda. Lututnya berdarah, hatiku berdesir. Kamu tahu ’kan saya takut dengan darah. Saya hanya membisu terpaku.

”Andini, cepat obati adik ini!” Sari memangkunya. Anak itu mengaduh kesakitan. Saya masih membisu lantaran bingung. ”Ayo, cepat hentikan darahnya!” Saya semakin gugup. ”Ya, sudah! Ambilkan kapas dan obat supaya saya yang bersihkan luka dan mengobatinya.” Sari dengan cekatan membersihkan dan mengobati luka anak itu.

Anak itu berterima kasih, kemudian berlalu. Sari hanya memandang saya dengan kecewa.
”Maafkan saya, Sari. Saya takut darah, tapi jangan bilang kepada abang pembina, ya. Saya malu.” Saya menunduk usang sekali dan saya berjanji akan memberanikan diri apa pun yang saya hadapi untuk menjadi PMR sejati.

Nah, kau sudah dengarkan ceritaku. Saya tunggu ceritamu niscaya lebih seru.
Sudah dulu ya, Sas. Kapan-kapan kita sambung lagi.
Bye . . . .

Sekian dari saya mengenai Materi Sekolah yang sanggup saya bahas mengenai  Contoh Perbedaan Surat Resmi Dan Surat Pribadi, semoga sanggup menambah ilmu dalam pembelajaran anda semua.Terimaksih

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔