Kita tentunya perlu mempunyai ilmu wacana teknik-teknik teater kan, kita perlu mengolah badan kita supaya lentur, mengolah bunyi supaya bunyi kita manis ketika bernyanyi, mengolah pikiran kita supaya kita bisa berfikir dengan baik. Seni teater bekerjasama bersahabat dengan seni peran. Tubuh merupakan sumber tugas yang tidak terbatas. Misalnya, dengan wajah, sanggup mengekspresikan kesedihan; dengan mulut, kau bisa berteriak; dan dengan tangan, bisa menari. Agar segala tuntutan dari sutradara ataupun naskah sanggup diperankan, seorang pemain teater mutlak harus menguasai teknik latihan peran.
Selanjutnya dalam artikel ini saya akan membagikan sedikit ilmu untuk anda semua wacana Teknik Latihan Teater (Teknik Olah Tubuh, Olah Suara, dan Olah Pikir), selamat belajar.
Teknik Latihan Peran
1. Teknik Olah TubuhSetiap orang mempunyai bentuk dan karakteristik yang berbeda. Ada badan yang bentuknya tipis, kekar, persegi, dan sebagainya. Ada yang beranggapan bahwa orang yang bertubuh ramping lebih elastis daripada orang yang bertubuh gemuk. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Bisa saja orang yang bertubuh gemuk lebih elastis daripada orang yang bertubuh ramping. Bagi pelaku teater, badan harus diolah atau dilatih semoga tidak kaku ketika berperan di atas panggung. Sebelum melaksanakan latihan, sebaiknya perhatikan denyut nadi terlebih dahulu untuk mengetahui kerja jantung dalam memompakan darah ke seluruh tubuh. Kamu sanggup menghitung denyut nadi yang ada di leher atau di pergelangan tangan dalam. Penghitungan denyut nadi yang ada di pergelangan tangan lebih dianjurkan untuk menghasilkan perhitungan yang tepat. Cara menghitung denyut nadi yang ada di pergelangan tangan yaitu dengan meletakkan jari tengah di atas pergelangan tangan dalam dengan ibu jari atau jari jempol Penghitungan dilakukan selama enam detik dan alhasil dikalikan sepuluh, atau penghitungan dilakukan selama sepuluh detik dan alhasil dikalikan enam. Perhitungan denyut nadi ini disebut dengan perhitungan denyut nadi sesuai umur penerima latihan. Adapun denyut nadi maksimal yang sanggup dicapai sanggup diketahui dengan mengurangi angka 220 dengan jumlah umur. Apabila denyut nadi kurang dari 100 denyut per menit, sebaiknya melaksanakan jalan cepat atau loncat-loncat selama lima menit hingga mencapai denyut nadi 100 denyut per menit yang merupakan batas terendah denyut nadi yang kondusif untuk melaksanakan latihan. Setelah mencapai denyut nadi latihan, latihan olah badan siap dilaksanakan dengan latihan pemanasan. Pola-pola latihan yang bisa pelajari dari teladan yang telah ada. Misalnya, teladan olahraga atau bisa kau buat sendiri yang diubahsuaikan dengan kebutuhan.
Teknik olah badan dibedakan menjadi 2,yaitu:
a. Latihan Olahraga Fisik.
Latihan ini bertujuan untuk melatih kekuatan dan kelenturan serta daya tahan badan dan koordinasi gerak tubuh. Latihan ini bisa dimulai dari bab wajah, yaitu menggerakan bab wajah. Hal ini berkhasiat untuk melatih mimik wajah. Kemudian, latihlah gerakan tangan supaya luwes. Latihannya bisa menyerupai latihan menari. Selanjutnya, teruskan latihan ke arah badan dan bab kaki. Setelah semuanya dilatih dengan baik, koordinasikan semua gerakan dalam satu rangkaian gerakan memakai iringan musik (seperti menari). Teruslah berlatih semoga suatu ketika badan kau akan lebih baik. Tentunya latihan tersebut harus ditunjang dengan penguasaan gerakan yang baik.
b. Latihan Rangkaian Gerakan
Setelah latihan umum dikuasai, langkah selanjutnya ialah latihan gerakan yang ditentukan sesuai permintaan. Jenis latihan ini lebih spesifik. Contohnya latihan gerakan lemah gemulai, posisi badan ketika terkejut atau mengekspresikan kebahagiaan, posisi badan jikalau sedang marah, dan sebagainya.
Suara ialah unsur yang sangat penting dalam berteater. Suara yang baik akan bisa mengekspresikan karakter tokoh yang dimainkan. Jenis bunyi tiap orang berbeda-beda, tetapi di dalam teater dituntut untuk bisa menirukan bunyi sesuai tokoh yang diperankan.
Berolah bunyi tidak hanya terbatas pada jenis karakter tertentu. Misalnya, bunyi berat, ringan, halus, mendesah, berteriak, melenguh, menangis, dan membentak saja. Akan tetapi, berolah bunyi dalam teater lebih kompleks lagi. Seorang pemain juga dituntut untuk bisa menirukan dialek (logat bicara), harus benar dan sempurna dalam membaca teks, harus bisa menyanyi, dan harus arif mengolah suarasuara alam. Semua kemampuan vokal itu memerlukan latihan yang keras dan disiplin yang tinggi alasannya ialah akan bermanfaat ketika bermain teater kelak. Pengucapan kata dengan baik dan benar sesuai konteks sehingga setiap huruf, kata, dan kalimat yang diucapkan sanggup didengar dan dimengerti dengan terang oleh penonton. Hal ini akan memberi nilai tambah pada keberhasilan pementasan teater. Sebagaimana latihan olah tubuh, latihan olah bunyi pun memerlukan pemanasan terlebih dahulu. Fungsi pemanasan ini yaitu mengendorkan otot-otot organ produksi suara. Latihan pemanasan olah bunyi diawali dengan senam wajah, senam lidah, dan senam rahang. Pedoman latihan olah bunyi yaitu sebagai berikut.
a. Konsentrasi dan sadar pada pekerjaan. Kesadaran ini akan memicu kepada ingatanmu.
b. Santai dan lakukan pengulangan-pengulangan dalam latihan ini alasannya ialah otototot organ badan bukan suatu hal yang mekanis, melainkan lebih bersifat ritmis.
c. Hindari ketegangan dan lakukan segala sesuatu dengan masuk akal secara alami.
d. Untuk mendapat hasil yang maksimal, jangan lakukan latihan secara terburu-buru. Beri kesempatan otot-otot dan persendian untuk menyesuaikan perintahmu.
e. Lakukan semua latihan ini secara bertahap, mulai dari tempo lambat hingga dengan tempo cepat.
3. Teknik Olah Pikir
Peran suatu tokoh itu membutuhkan sebuah pendalaman jiwa, yaitu konsentrasi. Konsentrasi sanggup dikuasai dengan cara memusatkan seluruh pikiran dan perasaan pada tugas tersebut.
Mungkin itu saya yang sanggup saya sampaikan mengenai bahan Seni Budaya khususnya dalam pelajaran Seni Teater. Semoga sanggup bermanfaat untuk anda semua dengan adanya bahan Teknik Latihan Teater (Teknik Olah Tubuh, Olah Suara, Olah Pikir) ini. Terimakasih.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar